Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Makin Panas Gara-gara Stok di AS Menciut

Volume perdagangan minyak turun ke level terendah sejak Mei 2022 dengan banyak pedagang yang sudah pergi liburan natal.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global naik ke level tertinggi sejak awal Desember 2022 lantaran persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diperkirakan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (22/12/2022) harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Februari menetap di atas US$78 per barel setelah penarikan stok 5,90 juta barel yang dilaporkan oleh Administrasi Informasi Energi membantu membalikkan aksi jual awal bulan ini.

Volume perdagangan minyak turun ke level terendah sejak Mei 2022 dengan banyak pedagang yang sudah pergi liburan natal.

Minyak mentah tetap berada di jalur untuk penurunan kuartalan berturut-turut pertama sejak 2019 karena pengetatan lebih lanjut oleh para bank sentral berisiko membuat AS dan Uni Eropa jatuh ke dalam resesi.

Investor juga melacak dampak pelonggaran pembatasan virus yang keras di China, dan peringatan dari Arab Saudi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) akan tetap proaktif dan preemptive dalam mengelola pasar minyak global.

Aktivitas pengiriman minyak lintas laut Rusia terguncang pada minggu pertama sanksi Kelompok Tujuh yang menargetkan pendapatan minyak Moskow, potensi sumber alarm bagi pemerintah di seluruh dunia. Di Amerika Utara, sementara itu, TC Energy Corp. menunda pengoperasian penuh pipa Keystone selama seminggu.

Adapun keyakinan konsumen pada ekonomi AS naik untuk Desember 2022, melambung lebih dari yang diperkirakan karena ekspektasi inflasi turun dan harga bensin mendingin.

Indeks kepercayaan konsumen yang diawasi ketat, naik lebih dari prediksi para analis menjadi 108,3 pada Desember ini, lebih tinggi dari angka revisi 101,4 pada November, kata The Conference Board, sebuah lembaga penelitian ekonomi yang berbasis di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper