Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Mayoritas Mata Uang Asia, Nilai Tukar Rupiah Dibuka Perkasa terhadap Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (24/11/2022), seiring dengan pelemahan indeks dolar As.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (24/11/2022), seiring dengan pelemahan indeks dolar As.

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah dibuka menguat 41,5 poin atau naik 0,26 persen sehingga berada di posisi Rp15.645 per dolar AS. Sementara itu, Indeks dolar AS terpantau melemah 0,24 persen atau turun 0,25 poin ke 105,77.

Sementara itu, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini. Won Korea Selatan memimpin kenaikan dengan penguatan 1,24 persen. Kemudian disusul ringgit Malaysia yang menguat 0,85 persen, dan yen Jepang menguat 0,57 persen.

Peso Filipina juga menguat 0,28 persen dan yuan China terpantau naik 0,27 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS bergerak stabil pada perdagangan kemarin Rabu karena investor meredam selera risiko mereka menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Pertemuan tersebut dapat memberikan petunjuk tentang prospek inflasi dan suku bunga, serta meningkatnya kasus Covid-19 di China.

The Fed pada Rabu akan merilis risalah dari pertemuan terbarunya, dengan investor mencari tanda-tanda diskusi seputar laju kenaikan suku bunga yang lebih moderat. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tingkat kenaikan yang lebih kecil di masa depan.

Sementara itu, dari dalam negeri Bank Indonesia terus melakukan bauran strategi ekonomi, untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. BI juga terus melakukan intervensi besar di pasar valuta asing, obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), walaupun berimbas terhadap menurunnya cadangan devisa .

"Namun apa yang dilakukan oleh BI sudah sesuai dengan regulasi yang bertujuan untuk menahan pelemahan mata uang rupiah imbas kenaikan inflasi global," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/11/2022).

Adapun untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.670—Rp15.740.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper