Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi tertekan lantaran investor yang berburu aset safe haven membuat prospek dolar AS menguat.
Kemarin (22/11/2022), rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,10 persen ke Rp15.696 per dolar AS. Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia juga ikut perkasa.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS kemarin sempat melemah meskipun tetap tinggi. Hal ini membuat investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran atas gejolak Covid di China.
China memperingatkan pada Senin kembali menghadapi ujian paling parah dari pandemi Covid-19, dengan lonjakan kasus Covid-19 yang memicu langkah-langkah pembatasan baru. Kematian akibat virus juga tercatat di Beijing untuk pertama kalinya sejak akhir Mei 2022.
Investor global pun terus menilai ulang ekspektasi seberapa tinggi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebagai upaya untuk menurunkan inflasi dari mendekati level tertinggi 40 tahun.
Pidato dari pembicara Fed pada Senin (20/11/2022) memberikan beberapa kejutan, dengan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bank sentral dapat menurunkan ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil mulai bulan depan. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan dampak dunia nyata dari kenaikan suku bunga kemungkinan lebih besar dari target suku bunga jangka pendeknya.
Baca Juga
Dari sisi internal, pasar masih mencerna pernyataan Bank Indonesia (BI) yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat disertai dengan tingginya tekanan inflasi, agresifnya kenaikan suku bunga acuan di negara maju, serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan.
“Ada ancaman baru yang saat ini tengah membayangi gejolak ekonomi global. Ancaman itu dinamakan resflasi, atau merupakan gabungan dari risiko resesi dan tingginya inflasi,” ungkap Ibrahim dalam riset, dikutip Rabu (23/11/2022).
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi global kemungkinan turun dari yang semula diprediksi berada di 3 persen pada 2022, turun menjadi 2,6 persen pada 2023, yang berakibat pada probabilitas resesi di AS dan Eropa mendekati 60 persen.
Tekanan inflasi dan inflasi inti global juga diprediksi masih tinggi hingga 2023. BI memperkirakan, tingkat inflasi dunia dapat menyentuh 9,2 persen (year-on-year/yoy) hingga akhir tahun, dan masih tinggi pada 2023 tapi akan mendingin ke 5,2 persen.
BI bahkan memperkirakan, AS akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin sehingga menjadi 4,5 persen pada akhir 2022. Kenaikan suku bunga akan mencapai puncaknya pada paruh pertama 2023, dan tidak akan segera turun.
Pada perdagangan hari, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp15.670 - Rp15.740 per dolar AS.
Untuk mencermati laju mata uang Garuda, mari saksikan pergerakannya secara live di sini.
Rupiah ditutup menguat 0,06 persen atau 10 poin ke Rp15.686,50 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Adapun indeks dolar AS terpantau turun 0,25 persen atau 0,27 poin ke 106,96.
Rupiah berbalik menguat tipis 0,1 persen atau 2 poin ke Rp15.694,50 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,21 persen atau 0,22 poin ke 107,01.
Rupiah masih tertahan di zona merah dengan pelemahan 8,5 poin atau 0,05 persen ke Rp15.705 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,08 persen atau 0,09 poin ke 107,14.
Rupiah melemah 0,04 persen atau 6,50 poin ke Rp15.703 per dolar AS pada 10.30 WIB.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,12 persen atau 0,13 poin ke 107,09.
Rupiah dibuka melemah tipis 0,03 persen atau 5 poin ke Rp15.702 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS terpantau melemah 0,08 persen atau 0,09 poin ke 107,13.