Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (23/11/2022) di tengah pelemahan indeks dolar AS meskipun masih dalam posisi tinggi.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,06 persen ke Rp15.686 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,37 persen ke 106,83.
Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia seperti won Korea Selatan menguat 0,34 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, peso Filipina menguat 0,72 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,10 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS bergerak stabil pada hari ini karena investor meredam selera risiko mereka menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Pertemuan tersebut dapat memberikan petunjuk tentang prospek inflasi dan suku bunga, serta meningkatnya kasus Covid-19 di China.
The Fed pada hari Rabu akan merilis risalah dari pertemuan terbarunya, dengan investor mencari tanda-tanda diskusi seputar memoderasi laju kenaikan suku bunga. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tingkat kenaikan yang lebih kecil di masa depan.
Baca Juga
Sementara itu, dari dalam negeri Bank Indonesia terus melakukan bauran strategi ekonomi, untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. BI juga terus melakukan intervensi besar di pasar valuta asing, obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), walaupun berimbas terhadap menurunnya cadangan devisa .
"Namun apa yang dilakukan oleh BI sudah sesuai dengan regulasi yang bertujuan untuk menahan pelemahan mata uang rupiah imbas kenaikan inflasi global," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/11/2022).
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.670-Rp15.740.