Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Kembali Loyo di Hadapan Dolar AS, Dekati Rp15.700

Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.694 per dolar AS hari ini, turun 0,24 persen atau 37 poin.
Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.694 per dolar AS hari ini, turun 0,24 persen atau 37 poin. Bisnis/Himawan L Nugraha
Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.694 per dolar AS hari ini, turun 0,24 persen atau 37 poin. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (10/11/2022) dibuka melemah dihadapan dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah di posisi 15.694 turun 0,24 persen atau 37 poin. Mata uang negara Asia lain juga dibuka bervariasi terhadap dolar AS. Won Korea Selatan turun 0,35 persen di posisi 1.369,54. Ringgit Malaysia di posisi 4.706 turun 0,30 persen. Sedangkan Rupee India menguat di posisi 81.433 naik 0,59 persen.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, indeks dolar turun lebih dari 1 persen dalam sepekan di tengah meningkatnya ketidakpastian atas hasil pemilihan paruh waktu.

Tumbuhnya ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve dan pasar sekarang memperkirakan kemungkinan hampir 60 persen bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember, setelah beberapa pejabat Fed mengatakan mereka mendukung langkah tersebut.

Namun, mengingat bahwa bank sentral juga mengisyaratkan suku bunga kemungkinan akan mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari yang diharapkan, prospek mata uang Asia tetap tidak pasti. Data inflasi CPI AS yang akan dirilis pada Kamis diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut tentang langkah Fed selanjutnya, karena berjuang untuk mengendalikan kenaikan inflasi.

Dari sisi internal, perekonomian Indonesia pada kuartal III/2022 mampu tumbuh di atas ekspektasi. Produk Domestik Bruto (PDB) nasional berhasil mencetak pertumbuhan 5,72 persen, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Data otoritas statistik juga menunjukkan, ini merupakan kali empat secara beruntun dalam empat kuartal terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional berhasil tumbuh di atas angka 5 persen. Ini semakin menunjukkan prospek cerah perekonomian nasional.

Tingginya PDB tersebut diuntungkan dari kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia Ukraina pada Februari lalu, di mana Indonesia adalah pengekspor utama batu bara, minyak bumi, emas, nikel, dan minyak sawit.

Dengan kenaikan harga komoditas ini, ekspor Indonesia tumbuh di angka 21,64 persen (yoy) pada Triwulan Ketiga 2022, dimana angka ini naik sebanyak 19,74 persen.

Dalam risetnya tersebut ibrahim juga memprediksi pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.630 - Rp15.700 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper