Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada Kamis (10/11/2022) di tengah sentimen pelemahan indeks dolar AS.
"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.630 - Rp15.700 per dolar AS," jelas Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya.
Pada akhir perdagangan Rabu (9/11/2022) rupiah ditutup menguat 0,26 persen atau 40,5 poin ke Rp15.657 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,12 persen ke 109,50.
Seluruh mata uang di Asia juga terpantau menguat di hadapan dolar AS dengan won Korea Selatan memimpin naik 1,47 persen, ringgit Malaysia menguat 1 persen, rupee India menguat 0,81 persen, dan baht Thailand menguat 0,77 persen
Ibrahim menyebutkan, indeks dolar turun lebih dari 1 persen dalam sepekan di tengah meningkatnya ketidakpastian atas hasil pemilihan paruh waktu Amerika Serikat (AS).
"Kebuntuan politik kemungkinan akan memastikan tidak ada perubahan besar pada kebijakan fiskal di tahun-tahun mendatang, yang dapat menguntungkan greenback," jelasnya dalam riset harian, Rabu (9/11/2022).
Baca Juga
Muncul ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve. Pelaku pasar sekarang memperkirakan kemungkinan hampir 60 persen bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember, setelah beberapa pejabat The Fed mengatakan mereka mendukung langkah tersebut.
Namun, mengingat bank sentral juga mengisyaratkan suku bunga kemungkinan akan mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari yang diharapkan, prospek mata uang Asia tetap tidak pasti.
Data inflasi CPI AS yang akan dirilis pada Kamis diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut tentang langkah Fed selanjutnya, karena berjuang untuk mengendalikan kenaikan inflasi.
Dari sentimen dalam, perekonomian Indonesia pada kuartal III/2022 mampu tumbuh di atas ekspektasi. Produk Domestik Bruto (PDB) nasional berhasil mencetak pertumbuhan 5,72 persen, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Data otoritas statistik juga menunjukkan, ini merupakan kali empat secara beruntun dalam empat kuartal terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional berhasil tumbuh di atas angka 5 persen. Ini semakin menunjukkan prospek cerah perekonomian nasional.
Tingginya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pascapandemi dan di tengah situasi global yang makin tak menentu ini membuat sejumlah media asing memberikan perhatian lebih, apalagi angka pertumbuhan kemarin merupakan yang tertinggi selama satu tahun ke belakang.
Tingginya PDB tersebut diuntungkan dari kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia Ukraina pada Februari lalu, di mana Indonesia adalah pengekspor utama batu bara, minyak bumi, emas, nikel, dan minyak sawit.
Dengan kenaikan harga komoditas ini, ekspor Indonesia tumbuh di angka 21,64 persen (yoy) pada kuartal III.2022, di mana angka ini naik sebanyak 19,74 persen.
Ibrahim mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah di sisa akhir tahun ini, yang pertama adalah mempercepat belanja modal dan belanja barang. Hingga Oktober 2022 realisasi belanja modal baru mencapai 66,83 persen sedangkan untuk belanja barang sebesar 66,44 persen.
Kedua, adalah penyesuaian secara moderat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), sehingga perlu dilakukan moderasi suku bunga kebijakan untuk mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi selama ini dan sangat dipengaruhi oleh dinamika kondisi global.
Simak pergerakan rupiah terhadap dolar AS hari ini secara live.
Rupiah ditutup melemah 36,5 poin atau 0,23 persen ke level Rp15.693,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,09 persen ke level 110,453.
Pukul 13.30 WIB, rupiah turun 40,5 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.697,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,27 persen ke level 110,251.
Pukul 09.04 WIB, rupiah turun 39,5 poin atau 0,25 persen menjadi Rp15.696,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,23 persen ke level 110,294.