Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Lanjutkan Reli Penguatan, Dolar AS Kenapa Melemah?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (5/10/2022).
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (5/10/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah dibuka menguat 55 poin atau 0,36 persen sehingga parkir di posisi Rp15.247 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau naik 0,26 persen atau 0,29 poin ke level 110,35.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau dibuka menguat di hadapan dolar AS. Mata uang rupee India naik 0,44 persen, dolar Taiwan naik 0,34 persen, won Korea Selatan naik 0,34 persen, yuan Cina naik 0,13 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,10 persen.

Beberapa mata uang kawasan Asia yang terpantau melemah terhadap dolar AS pada pembukaan hari ini adalah dolar Singapura turun 0,04 persen, baht Thailand turun 0,13 persen, dan peso Filipina turun 0,11 persen.

Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpeluang menguat dengan adanya konsolidasi pada dolar AS sebagai dampak dari pelemahan data ekonomi AS. Survei aktivitas manufaktur AS bulan September yang menunjukan penurunan beberapa waktu lalu memicu adanya ekspektasi bank sentral AS alias The Fed mempertimbangkan tidak menaikan suku bunga acuan.

“Ekspektasi ini terlihat dari menurunnya tingkat imbal hasil obligasi AS terutama tenor 10 tahun dari kisaran tertinggi 4 persen ke kisaran 3,6 persen,” ujar Ariston kepada Bisnis pada Rabu (5/10/2022).

Di sisi lain, pasar khawatir dengan adanya perlambatan perekonomian dalam negeri akibat kenaikan inflasi dan suku bunga yang dapat menahan penguatan rupiah.

Ariston menyebut rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp15.200 dengan potensi resisten di kisaran Rp15.280.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper