Bisnis.com, CIKARANG — Anak usaha PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) menargetkan produksi bahan baku obat (BBO) nasional yang semakin meningkat tiap tahunnya.
Direktur Utama Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, Pamian Siregar menjelaskan, target produksi BBO dalam negeri menyesuaikan dengan INPRES No.6 Tahun 2016 tentang percepatan dan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan (alkes).
“Terkait pengembangan BBO, rata-rata target kami sekitar 3-5 BBO setiap tahun,” ujar Pamian, Selasa (4/10/2022).
Dirinya pun mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi terkait dengan produksi BBO nasional, salah satunya minim teknologi.
Hal ini menjadi alasan KAEF memilih Sungwun Pharmacopia sebagai partner bisnis untuk pengembangan dan produksi BBO. Selain untuk transfer teknologi, kapabilitas sumber daya manusia (SDM) pun dapat ditingkatkan melalui kerja sama tersebut.
Sebagai informasi, KFSP didirikan pada 25 Januari 2016 dan menjadi pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia, dalam bentuk joint venture KAEF dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan dari Sungwun Pharmacopia Co Ltd dari Korea Selatan.
Baca Juga
Adapun komposisi pemegang saham yaitu sebanyak 80,67 persen digenggam KAEF, dan sisanya 19,33 persen dipegang oleh Sungwun Pharmacopia Co Ltd.
KFSP mendirikan pabrik BBO secara berkelanjutan dengan produk awal BBO dan high functional chemical yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Ada 12 BBO yang diproduksi KFSP, antaralain simvastatin, amlodipin, tenofovir, efavirenz, hingga povidone iodine.
Ke depan, KFSP menargetkan akan memproduksi 28 BBO hingga 2024 yang dapat menekan impor hingga 20 persen atau setara Rp3,7 triliun.