Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah masih berisiko melemah pada perdagangan Selasa (16/8/2022) terhadap dolar AS di tengah rencana The Fed mengerek suku bunga lanjutan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.850-Rp14.910 per dolar AS.
"Dolar AS stabil karena pasar akan teliti untuk mencari panduan tentang seberapa tajam Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," paparnhya dalam publikasi riset.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau melemah 0,50 persen atau 73,5 poin ke Rp14.741 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 0,32 persen atau 0,34 poin ke 105,97.
Selain rupiah, mata uang yuan China melemah 0,31 persen, ringgit Malaysia melemah 0,25 persen, baht Thailand melemah 0,35 persen, won Korea Selatan melemah 0,29 persen, dan peso Filipina melemah 0,37 persen.
Sementara itu, yen Jepang terpantau menguat 0,01 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,03 persen.
Baca Juga
“Pergerakan pasar mata uang sedikit mengarah ke atas, dan untuk rilis sebelumnya, reaksi kurang antusias dibandingkan dengan di pasar obligasi yang bergejolak. Greenback secara umum stabil semalam, setelah mengalami kemunduran mulai pertengahan Juli lalu,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (15/8/2022).
Dari sisi internal, dengan kondisi ekonomi global yang terus memanas baik di Eropa maupun Asia, membuat harga komoditas kembali melambung bahkan harga minyak mentah dan gas alam yang melonjak begitu besar, sehingga berdampak terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan yang lebih spesifik adalah naiknya harga gandum dan pupuk.
“Kenaikan harga komoditas belum begitu berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia karena harga-harga dalam negeri diatur oleh pemerintah. Pemerintah menggunakan berbagai instrumen fiskal termasuk pajak, subsidi dan insentif untuk mengatasi kondisi ini,” lanjut Ibrahim.
Di sisi harga komoditas yang bergejolak, Indonesia mendapatkan berkah dari lonjakan harga tersebut dan ini menjadi bagian terpenting bagi pendapatan negara yang sampai saat ini bisa menopang subsidi dan konfensasi serta bisa menjaga ritme harga BBM bersubsidi, walaupun negara-negara lainnya menaikan harga BBM.
Di tengah krisis energi saat ini, selain menambah anggaran subsidi, pemerintah juga berupaya agar penggunaan energi didalam negeri semakin efesien, termasuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dan itu mendapatkan banyak insentif. Meskipun pertumbuhan ekonomi tidak terlalu tinggi, tetapi kebijakan pemerintah dapat hadir untuk melindungi lapisan masyarakat bawah sehingga masyarakat lebih sejahtera melalui kebijakan bauran strategi yang lebih inklusif.
Oleh karena, pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk subsidi dan konpensasi energi pada 2022, yakni sebesar Rp502 triliun. Meskipun demikian pemerintah masih memiliki nasib yang baik. Pasalnya di tahun 2022 ini, penerimaan meningkat karena mendapat rejeki nomplok dari kenaikan harga komoditas.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pukul 15.00 WIB, rupiah turun 26,5 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.768 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,07 persen ke level 106,62.
Pukul 14.00 WIB, rupiah turun 26 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.767 per dolar AS.
Mata uang Asia cenderung bervariasi.
Pukul 12.45 WIB, rupiah turun 15,5 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.757 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,03 persen ke level 106,511.
Pukul 10.20 WIB, rupiah turun 22,5 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.764 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,09 persen ke level 106,45.
Pukul 09.02 WIB, rupiah turun 33,5 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.775 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,03 persen ke level 106,682.