Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpeluang kembali menguat pada Senin (15/8/2022) seiring dengan positifnya data neraca perdagangan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada Senin di rentang Rp14.650-Rp14.720 per dolar AS.
Pada Jumat (12/8/2022) rupiah ditutup menguat 0,66 persen atau naik 97,5 poin sehingga berada di posisi Rp14.668 per dolar AS, terkuat di Asia.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, pada pukul 15.00 WIB terpantau menguat 0,25 persen atau 0,26 poin ke level 105,35.
Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia terpantau lesu yakni, peso Filipina terpantau melemah 0,59 persen, yen Jepang melemah 0,18 persen, baht Thailand melemah 0,26 persen, dolar Taiwan melemah 0,12 persen, rupee India melemah 0,08 persen, dan dolar Singapura melemah 0,07 persen.
Sementara itu, yuan Cina menguat 0,14, dolar Hong Kong menguat 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 persen.
Baca Juga
"Data ekonomi dalam negeri pun cenderung positif. Anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN mencatatkan surplus selama tujuh bulan berturut-turut pada tahun ini, dengan catatan surplus Rp106,1 triliun per Juli 2022. Kinerja teranyar itu setara surplus 0,57 persen terhadap PDB," paparnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa surplus APBN per Juli 2022 mencapai Rp106,1 triliun, tumbuh dari posisi Juni 2022 yang surplus Rp73,6 triliun (0,39 persen terhadap produk domestik bruto/PDB). Selain itu, kondisi Juli 2022 berbalik positif dari catatan Juli 2021 yang defisit Rp336,9 triliun (2,04 persen terhadap PDB).
Adapun laju rupiah tampak perkasa sejak kemarin, saat mata uang Garuda ini terapresiasi 0,7 persen pada perdagangan Kamis (11/8/2022) menjadi Rp14.765 per dolar, didorong oleh depresiasi greenback setelah angka inflasi AS meleset dari perkiraan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi negara itu pada Juli di level 8,5 persen year-on-year, lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen YoY.
Laju inflasi yang melambat menimbulkan ekspektasi The Fed akan kurang agresif dalam menaikkan suku bunga seperti diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu, resesi ekonomi di Negeri Paman Sam kemungkinan tidak akan berkepanjangan. Permintaan dolar pun melemah.
Rupiah kini memperpanjang pemulihannya setelah terjerembap ke Rp15.038 per dolar AS bulan lalu, level terendah dalam 2 tahun.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pukul 15.00 WIB, rupiah turun 73,5 poin atau 0,5 persen menjadi Rp14.741,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,3 persen ke level 105,944.
Pukul 13.50, rupiah turun 63,5 poin atau 0,43 persen menjadi Rp14.731,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS meningkat 0,2 persen ke level 105,842.
Pukul 11.25 WIB, rupiah turun 59,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp14.727,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,08 persen ke level 105,714.
Pukul 10.00 WIB, rupiah turun 47,5 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.715,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,17 persen ke level 105,811.
Pukul 09.02 WIB, rupiah melemah 26,5 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.694,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,03 persen ke level 105,667.