Bisnis.com, JAKARTA - Emiten saham yang termasuk dalam indeks High Dividen 20 diproyeksikan tetap mengucurkan dividen tahun buku 2022 pada tahun berikutnya. Hal ini lantaran kekuatan dan pertumbuhan kinerja perekonomian saat ini sangat terjaga.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio, menyebut tingkat inflasi yang terjaga dan tertahannya suku bunga Bank Indonesia (BI) membuat banyak investor lebih memiliki berinvestasi di pasar modal.
Menurut Frankie, salah satu sektor yang memiliki kinerja apik adalah perbankan seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya pemulihan ekonomi dan meningkatnya daya beli masyarakat pasca pandemi Covid-19.
"Adapun saham-saham yang berbagi dividen ini menorehkan kinerja yang gemilang tahun 2021 khususnya sektor komoditas seperti ANTM, PTBA, ITMG, ADRO dan UNTR," ujar Frankie kepada Bisnis pada Senin (8/8/2022).
Lebih lanjut, Frankie mengatakan tahun ini banyak investor publik memburu saham yang membagikan dividen. Hal ini terjadi lantaran adanya beberapa faktor seperti suku bunga bank yang rendah hingga perbaikan ekonomi yang mendongkrak pertumbuhan kinerja emiten-emiten disertai dengan pembagian dividen yang cukup tinggi,
Faktor-faktor tersebut dinilai Frankie membuat banyak investor lebih memilih pasar modal terutama saham-saham yang mengucurkan dividen. Frankie lantas menyebut untuk tahun depan tema proyeksi dividen dapat terus berlanjut lantaran para emiten saham yang berbagi dividen tersebut menorehkan kinerja yang ciamik.
Baca Juga
"Walau masih dalam semester I tetapi performanya lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 kemarin. Seperti BBCA, BBNI, BMRI, BBRI, ASII, PTBA dan ITMG," ujar Frankie.
Sentimen dividen tersebut dikatakan Frankie membuat saham-saham yang berbagi dividen tahun ini terapresiasi, khususnya dalam wadah indeks High Dividen 20. Frankie kemudian menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memiliki ruang untuk naik disisa tahun ini.
"Untuk proyeksi indeks high dividen 20 ini, dimana dari data penutupan bursa 5 Agustus 2022 kemarin secara YTD (year-to-date) sudah jauh mengungguli performa IHSG di level 16 persen, dimana IHSG di level 7,65 persen," ujar Frankie.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.