Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Royal Dividen Masih Murah, Cek Daftar Emiten Mercy Harga Bajaj

Sejumlah saham royal dividen tercatat masih memiliki valuasi murah, atau Mercy harga Bajaj.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham royal dividen dalam indeks High Dividend 20 tercatat memiliki valuasi yang masih murah hingga Rabu (6/8/2025). Saham-saham tersebut masih memiliki price to earning ratio (PER) di bawah 10 kali dan price to book value (PBV) di bawah 1 kali.

Sebagaimana diketahui, nilai price earning ratio (PER) di bawah 10 kali biasa dijadikan acuan untuk menilai sebuah saham memiliki valuasi yang murah atau terdiskon. Sementara itu, nilai price to book value (PBV) di bawah satu kali bisa dijadikan acuan suatu saham tengah mengalami undervalue

Berdasarkan metode tersebut, terdapat sejumlah saham royal dividen yang memiliki harga terdiskon.

Merujuk data Terminal Bloomberg, saham-saham tersebut seperti misalnya PT Astra International Tbk. (ASII). ASII berdasarkan data Rabu (6/8/2025) memiliki PBV sebesar 0,9 kali, dengan PE sebesar 5,8 kali.

Masih dari Grup Astra, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) memiliki PBV sebesar 0,9 kali, dengan PER sebesar 4,8 kali.

Selanjutnya adalah saham perbankan, yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI). Saham BBNI memiliki PBV sebesar 0,9 kali, dengan PER 7,3 kali.

Saham batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) juga menjadi salah satu saham Mercy harga Bajaj dalam daftar ini. Saham ITMG saat ini memiliki PBV 0,8 kali, dengan PER 4,1 kali.

Kemudian saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) juga memiliki PBV 0,8 kali, dengan PER sebesar 8,6 kali.

Saham terakhir yang memiliki valuasi murah di indeks ini adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA). Saham BNGA memiliki PBV sebesar 0,7 kali, dengan PER sebesar 6,1 kali.

Sebelumnya, Analis dan VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memandang outlook pasar modal pada paruh kedua 2025 akan cenderung lebih stabil hingga positif, yang dapat mempengaruhi kemampuan emiten membagikan dividen interim.

“Pertama, keberlanjutan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral, dengan proyeksi bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25-50 basis points,” tuturnya, Kamis (7/8/2025).

Menurut Audi, pemangkasan suku bunga ini akan mendorong terjadinya rebalancing aset, termasuk oleh asing dengan membuka kembali peluang pada aset high risk.

Kedua, adalah stabilitas ekonomi makro global, terlebih dengan deeskalasi geopolitik, kesepakatan tarif AS dan normalisasi aktivitas ekonomi, khususnya China dan AS.

Faktor selanjutnya adalah stabilitas ekonomi dalam negeri, dengan normalisasi nilai rupiah, pertumbuhan PDB yang lebih solid dan daya beli yang masih terjaga. Katalis terakhir menurutnya adalah demand komoditas yang meningkat, khususnya pada sektor energi dan agri, yakni batu bara dan CPO.

“Sehingga hal ini akan berdampak cenderung positif pada emiten, terlebih dividend player,” ujar Audi. 

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro