Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat Meski The Fed Kerek Suku Bunga

ilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (28/7/2022) saat The Fed menaikkan suku bunga.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (28/7/2022) saat The Fed menaikkan suku bunga. Bersamaan dengan itu, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia turut naik pada pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka menguat 67,50 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp14.942,50 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS juga terpantau melemah 0,20 persen ke posisi 106,2410.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka menguat diantaranya yen Jepang yang naik 0,83 persen, won Korea Selatan naik 0,68 persen, yuan China naik 0,21 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,13 persen terhadap dolar AS.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan ekuitas AS jatuh pada hari Selasa menjelang keputusan suku bunga The Fed karena investor khawatir tentang perlambatan ekonomi.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada akhir pertemuan kebijakannya pada hari Rabu waktu AS.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional memperingatkan ekonomi dunia akan segera berada di puncak resesi. Pengetatan moneter, kekurangan energi Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina dan kondisi sektor properti China, serta pembatasan Covid-19 tetap menjadi hambatan bagi pemulihan ekonomi global.

Dari dalam negeri, di tengah risiko resesi global yang berimbas ke berbagai negara, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap sehat dan terus melanjutkan proses pemulihan, didukung oleh kekayaan komoditas.

“Kenaikan harga komoditas yang saat ini menjadi beban bagi banyak negara lain justru menjadi limpahan berkah bagi Indonesia. Penerimaan pemerintah mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan selama periode booming harga komoditas,” kata Ibrahim.

Struktur ekonomi Indonesia juga cukup kokoh ditopang oleh berbagai badan usaha baik yang dimiliki oleh negara seperti perusahaan-perusahaan BUMN maupun swasta nasional di berbagai sektor ekonomi.

Selain itu, Indonesia juga memiliki kebijakan moneter dan fiskal yg terencana cukup baik serta fiskal yang sangat disiplin. Utang pemerintah juga tidak pernah melewati batas 60 persen PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper