Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen pakan ternak, pakan hewan, dan makanan olahan berbasis ikan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) menargetkan kinerja penjualan pada 2022 naik 5—10 persen menjadi maksimal Rp8,8 triliun. Permintaan yang membaik dari seluruh segmen usaha bisnis yang faktor utama proyeksi positif ini.
“Kami menargetkan kinerja naik 5—10 persen sehingga menjadi sekitar Rp8,4 triliun sampai Rp8,8 triliun. Kami melihat pada momen pemulihan ini, permintaan pakan hewan, pakan binatang piaraan, dan makanan olahan ikut meningkat,” kata Sekretaris Perusahaan Central Proteina Prima Armand Ardika dalam paparan publik, Rabu (20/7/2022).
Prospek permintaan ini didukung pula dengan strategi perseroan untuk memperkuat ekspor di kawasan Asia Tenggara. Sejak akhir 2021, perseroan mulai mengekspor pakan binatang piaraan ke Brunei Darussalam dengan volume 50 ton dan kembali melakukan pengiriman pada Februari dan April 2022 ke negara tersebut.
Direktur Central Proteina Prima Paulius Juta mengatakan perseroan menargetkan bisa menambah pasar ekspor ke negara Asia Tenggara lainnya untuk produk pakan binatang piaraan dan makanan olahan. CPRO juga telah mulai melakukan ekspor perdana makanan olahan berbasis produk perikanan laut ke Timor Leste dengan volume 7 ton.
“Pengiriman ke Timor Leste perdana kami lakukan dengan produk milik sendiri, sebelumnya kami mengirim dengan merek milik perusahaan lain. Di sisi lain kami menargetkan ada tambahan dua negara baru untuk ekspor pakan binatang ternak,” jelasnya.
Pada 2021, penjualan luar negeri CPRO mencapai Rp1,15 triliun, naik dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2020 sebesar Rp1,07 triliun.
Baca Juga
Presiden Direktur CPRO Hendri Laiman mengatakan perseroan tengah mengalihkan fokus ekspor ke pasar Asia dan Australia, seiring dengan tantangan biaya pengapalan yang masih tinggi untuk pengiriman ke Amerika Serikat.
“Kami mengalihkan pasar ke negara yang bisa dijangkau di tengah kenaikan biaya kontainer. Kami geser ke Asia dan Australia. Saat ini durasi pengiriman ke Amerika Serikat bisa mencapai 60 hari dari awalnya 40 hari dan ini cukup mengganggu working capital kami,” kata Hendri.