Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Fiesta Seafood (CPRO) Targetkan Pendapatan Rp9,06 Triliun

Central Proteina Prima (CPRO) memproyeksikan pertumbuhan pendapatan 5 persen hingga 10 persen sepanjang 2023.
Varian produk Fiesta Seafood produksi PT Central Proteina Prima Tbk.(CPRO)/Istimewa.
Varian produk Fiesta Seafood produksi PT Central Proteina Prima Tbk.(CPRO)/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen Fiesta Seafood PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10 persen sepanjang 2023 menjadi Rp9,06 triliun. 

Direktur Utama Central Proteina Prima Hendri Laiman mengatakan sepanjang 2023, CPRO memproyeksikan pertumbuhan pendapatan 5 persen hingga 10 persen dibandingkan 2022 karnea didorong pangsa pasar domestik yang dimaksimalkan. 

“Tahun lalu pasar ekspor sebesar 12 persen dari pendapatan Rp8,2 triliun. Strategi pertumbuhan adalah fokus pada pasar domestik serta menjaga kualitas,” katanya saat paparan publik, Selasa (27/6/2023). 

Sementara itu untuk laba bersih Hendri mengatakan targetnya tidak akan jauh dari target pendapatan. CPRO saat ini berfokus pada pangsa pasar domestik dengan bisnis makanan hewan peliharaan dan makanan beku. 

“Kebetulan di makanan beku market share kita belum terlalu besar sehingga kita melihat peluang untuk memenangkan persaingan pasar domestik,” jelasnya. 

Kemudian untuk pasar ekspor, CPRO saat ini sedang membidik negara Timur Tengah dan Asia lainnya. Hendri mengaku saat ini perseroan memperhatikan negara tujuan ekspor terkait dengan kondisi pasar global. 

Saat ini, CPRO mengekspor produk ke negara Eropa, Amerika dan Asia seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. 

Sepanjang 2022, pendapatan bersih CPRO tumbuh tipis sebesar 2,66 persen menjadi Rp8,24 triliun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,02 triliun. 

Penjualan tersebut ditopang oleh penjualan pakan sebesar Rp6,80 triliun, penjualan produk makanan sebesar Rp1,22 triliun, penjualan benur sebanyak Rp194,55 miliar dan lain-lainnya sebesar Rp176,84 miliar. 

Sementara itu beban pokok juga tercatat sebesar Rp6,59 triliun naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,53 triliun. Alhasil laba kotor tercatat sebesar Rp1,64 triliun. Namun demikian laba bersih hanya tercatat sebesar Rp373,97 miliar anjlok dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,20 triliun. 

Timpangnya laba bersih tersebut akibat dari adanya pos keuntungan penyelesaian utang obligasi pada 2021 yang tercatat sebesar Rp1,74 triliun. Pada 23 September 2021, utang obligasi telah selesai direstrukturisasi dan diselesaikan dengan pinjaman jangka panjang dari SFA Tranche A dan Tranche B. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper