Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Central Proteina Prima (CPRO) Operasikan Pabrik Baru di Kendal

Pabrik baru Central Proteina (CPRO) berdiri di lahan 2,2 hektare (ha) dengan kapasitas mencapai 1.000 ton per bulan.
Emiten produsen pakan ternak dan pakan hewan piaraan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) melalui anak usahanya PT Centralpertiwi Bahari (CPB) resmi mengoperasionalkan pabrik pengolahan makanan beku yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal pada Senin (17/10/2022)./istimewa
Emiten produsen pakan ternak dan pakan hewan piaraan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) melalui anak usahanya PT Centralpertiwi Bahari (CPB) resmi mengoperasionalkan pabrik pengolahan makanan beku yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal pada Senin (17/10/2022)./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen pakan ternak dan pakan hewan piaraan PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) melalui anak usahanya PT Centralpertiwi Bahari (CPB) resmi mengoperasionalkan pabrik pengolahan makanan beku yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal pada Senin (17/10/2022).

Pabrik baru tersebut akan fokus untuk mengolah makanan beku berbasis boga bahari dengan merek Fiesta Seafood dan Shifudo. Dalam kata sambutannya, Wakil Presiden Direktur Central Proteina Prima Paulius Juta mengatakan pabrik baru ini berdiri di lahan 2,2 hektare (ha) dengan kapasitas mencapai 1.000 ton per bulan.

“Pabrik ini akan makin mengukuhkan posisi perusahaan dalam industri makanan olahan beku,” kata Paulius dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).

PT Centralpertiwi Bahari merupakan anak usaha CPRO yang memproduksi dan mendistribusikan produk olahan ikan dan udang beku ke pasar domestik dan mancanegara. Pada 2021, CPB memberikan kontribusi sebesar 14 persen terhadap pendapatan CPRO.

Julis menyebutkan produk olahan makanan beku merupakan salah satu pilar yang akan mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan pada masa mendatang. CPB diharapkan menjadi perusahaan pengolahan makanan beku terpercaya.

Presiden Direktur CPRO Hendri Laiman sebelumnya menjelaskan dana sebesar Rp120 miliar telah disiapkan untuk penambahan kapasitas pabrik makanan olahan berbasis ikan di Kendal, Jawa Tengah. Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi akan bertambah dari 300 ton per hari menjadi 600 ton per hari.

“Pembangunan pabrik di Kendal akan tetap kami selesaikan karena belanja modal sebagian sudah kami keluarkan tahun lalu sekitar Rp38 miliar untuk pembelian tanah dan mulai pembangunan. Tahun ini akan kami selesaikan sisanya,” kata Hendri dalam paparan publik pada Juli 2022.

CPRO juga tengah mempertimbangkan untuk merealisasikan sebagian dari rencana ekspansi pabrik pakan hewan piaraan. Total kebutuhan investasi untuk perluasan kapasitas pabrik pakan ini mencapai Rp350 miliar. Jika mulai direalisasikan tahun ini, CPRO akan menganggarkan Rp180 miliar dari alokasi capex yang ada untuk memulai pembelian lahan dan sebagian pembangunan.

“Kami masih menimbang apakah kami akan melakukan pembelian lahan dan pembangunan sebagian gudang untuk investasi segmen pakan binatang piaraan pada tahun ini atau kami geser ke kuartal I/2023 sembari melihat perkembangan inflasi sendiri,” imbuh Hendri.

Hendri mengatakan dana belanja modal tahun ini bersumber dari kas internal perseroan. Meski demikian, CPRO telah bernegosiasi dengan perbankan untuk memperoleh kredit investasi. Pinjaman dari bank ini nantinya juga akan dipakai untuk mendanai rencana belanja modal lainnya.

Adapun sepanjang semester I/2022, CPRO membukukan penjualan bersih sebesar Rp4,05 triliun, naik dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,95 triliun. Segmen pakan menjadi kontributor penjualan terbesar dengan nilai mencapai Rp3,35 triliun, sementara segmen produk makanan menyumbang Rp592,84 miliar dan benur sebesar Rp103,26 miliar.

CPRO juga membukukan laba bersih sebesar Rp191,07 miliar, naik 260,26 persen dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp53,04 miliar.

Tahun ini, CPRO menargetkan kenaikan penjualan di kisaran 5—10 persen dibandingkan dengan 2021. Dengan demikian, penjualan bersih pada akhir tahun diharapkan menyentuh Rp8,8 triliun, didukung oleh pemulihan permintaan pakan hewan, pakan binatang piaraan, dan makanan olahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper