Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali membuka perdagangan terkoreksi pada pagi ini, Kamis (12/5/2022). Duo emiten startup teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) kembali menjadi pemberat indeks.
Berdasarkan data RTI, hingga pukul 09.15 WIB, harga saham emiten berkode GOTO terjerembab 6,31 persen atau 14 poin ke harga 208. Volume perdagangan sahamnya mencapai 261,33 juta lembar dengan nilai Rp54,91 miliar, kapitalisasi pasar pun turun ke posisi Rp246,35 triliun.
Di sisi lain, emiten e-commerce lain, BUKA juga membuka perdagangan anjlok 6,45 persen ke harga 290 atau turun 20 poin. Volume perdagangannya mencapai 160,1 juta lembar saham dengan nilai Rp46,62 miliar. Adapun, kapitalisasi pasar perseroan turun menjadi Rp29,89 triliun.
Adapun, saham GOTO dan BUKA mencapai batas penurunan terendah 7 persen sehingga bisa dikenakan auto reject bawah (ARB).
Kedua emiten ini turut menggerus IHSG yang dibuka langsung ke zona merah turun 1,08 persen atau 74,31 poin ke level 6.742,87. Di antara konstituennya, sebanyak 182 saham menguat, 262 saham memerah, dan 163 saham stagnan.
Kapitalisasi pasar IHSG masih berada pada kisaran Rp9.078,79 triliun dengan aksi jual investor asing masih berlanjut dengan net sell Rp16,94 miliar di semua pasar.
Baca Juga
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengungkapkan rilis data inflasi Amerika Serikat April yakni 8,3 persen, lebih tinggi dari konsensus ekonom di level 8,1 persen.
Kendati lebih rendah dari bulan sebelumnya pada level 8,5 persen, kembali mendorong Indeks di Wall Street berguguran, Indeks DJIA turun di hari ke-5 sebesar 1,02 persen.
Bahkan indeks saham berbasis teknologi turun alias terjungkal lebih dalam sebesar 3,18 persen dan jika dikombinasikan dengan terkaparnya harga komoditas nikel dan timah yang turun masing-masing sebesar 1,57 persen dan 4,3 persen di tengah semakin rajinnya Investor Asing membukukan net sell.
"Seluruh sentimen ini berpotensi membuat IHSG kembali 'termehek-termehek' dalam perdagangan Kamis ini," jelasnya dalam riset, Kamis (12/5/2022).
Di lain pihak, kondisi positif diharapkan datang dari saham-saham berbasis batu bara, minyak, CPO dan emas menyusul naiknya harga komoditas yang menaungi saham tersebut.