Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor swasta, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (JKON) mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 15,49 persen sepanjang 2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 yang telah diaudit, Jumat (8/4/2022), emiten berkode JKON ini mencatatkan kinerja pendapatan usaha tumbuh 15,49 persen menjadi Rp3,48 triliun dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp3,01 triliun.
Sayangnya, beban pokok pendapatan juga turut meningkat 19,56 persen menjadi Rp3,01 triliun pada 2021 dari Rp2,52 triliun pada 2020. Hal ini membuat laba bruto JKON turun menjadi Rp466,27 miliar dari Rp492,98 miliar.
Sementara itu, penghasilan lain-lain perseroan juga turut tergerus menjadi Rp34,59 miliar dari Rp57,82 miliar. Sedangkan beban penjualan, beban umum dan administrasi serta beban lain-lain cenderung stabil.
Dengan begitu, laba usaha juga melorot menjadi Rp115,65 miliar pada 2021 dibandingkan dengan Rp142,2 miliar pada 2020.
Setelah dikurangi beban keuangan, beban PPh final, bagian dari rugi ventura bersama dan rugi entitas asosiasi, JKON akhirnya mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp15,06 miliar dari laba Rp89,83 miliar.
Baca Juga
Dengan demikian, pada 2021, JKON mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp38,06 miliar berbalik dibandingkan dengan 2020 yang mencatat laba bersih Rp59,64 miliar.
Pada 2021, perseroan pun mencatatkan rugi per saham dasar sebesar Rp2,33 dibandingkan dengan laba per saham dasar pada 2020 sebesar Rp3,25.
Adapun, total aset JKON turun per 31 Desember 2021 menjadi Rp4,14 triliun dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp4,56 triliun.
Rinciannya total aset lancar turun menjadi Rp2,43 triliun dari Rp2,56 triliun, sedangkan aset tidak lancar turun menjadi Rp1,71 triliun dari Rp1,99 triliun.
Di sisi lain, posisi liabilitas perseroan juga turut menciut menjadi Rp1,49 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp1,88 triliun pada 2020.
Total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp1,13 triliun dari Rp1,62 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang naik menjadi Rp357,29 miliar dari Rp254,06 miliar.
Posisi ekuitas perseroan turun tipis menjadi Rp2,65 triliun dari Rp2,68 triliun. Sementara itu, posisi kas dan setara kas akhir tahun 2021 tercatat Rp562,78 miliar dari akhir tahun 2020 yang sebesar Rp556,85 miliar.