Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Komisoner OJK yang baru menargetkan transaksi saham harian dapat tembus Rp27 triliun pada 2027.
Kepala Eksekutif Pasar Modal periode 2022-2027, Inarno Djajadi menargetkan transaksi saham harian dapat tembus Rp27 triliun pada 2027.
Inarno menargetkan antara 2022-2027 akan ada pertumbuhan yang massif di pasar modal. Diantaranya adalah pertumbuhan kapitalisasi pasar dari sekitar Rp6.970 triliun menjadi lebih dari Rp15.000 triliun. Adapun CAGR diproyeksikan tumbuh pada kisaran 8,85 persen.
Dengan demikian kapitalisasi pasar IHSG mencakup 60 persen PDB. Selain itu, Inarno juga menargetkan transaksi saham harian tembus Rp25 triliun pada 2027. Sebagai informasi, transaksi saham harian saat ini di kisaran Rp13 triliun. Maka ada potensi pertumbuhan CAGR sebesar 9,76 persen.
Target tersebut, lanjut Inarno, ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor dari 7,5 juta menjadi 20 juta investor. Selain itu, dia optimistis jumlah perusahaan tercatat akan naik menjadi 1.100 perusahaan.
“Jumlah perusahaan tercatat sekarang ada sekitar 780, kami harapkan nanti bisa mencapai 1.100 perusahaan. Selain itu jumlah investor kami harapkan naik menjadi lebih dari 20 juta investor,” katanya pada Kamis (6/4/2022).
Baca Juga
Inarno menambahkan untuk mencapai target tersebut setidaknya perlu ada tambahan perusahaan tercatat hingga 60 unit per tahun. Selain itu perlu ada inovasi edukasi digital untuk menopang pertumbuhan investor.
Pasalnya, dia mengakui saat ini inklusi dan literasi pasar modal masih tertinggal dibandingkan dengan sektor finansial lainnya seperti perbankan.
Inarno mengungkapkan, untuk mencapai harapan tersebut dia berencana untuk membangun kepercayaan dan optimisme di OJK, yang memerlukan lima pilar dengan fondasi yang cukup kuat. Di mana fondasi tersebut adalah transformasi kelembagaan dari OJK melalui peningkatan proses, produktivitas, dan governance.
Lima pilar yang kemudian dijelaskan sebagai lima rencana pengembangan pasar modal indonesia tersebut adalah pertama pengaturan untuk mengakselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien.
Selanjutnya adalah meningkatkan akselerasi program yang berkaitan dengan ekonomi hijau, penguatan kerangka kebijakan untuk meningkatkan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan, meningkatkan upaya perlindungan konsumen, dan juga memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital.
“Oleh karena itu dibutuhkan transformasi kelembagaan untuk membangun kepercayaan dan optimisme terhadap pasar modal,” ungkap Inarno.
Di sisi lain, Inarno menjelaskan terdapat tantangan dalam mengembangkan pasar modal yang dibaginya sebagai tantangan jangka pendek dan tantangan jangka menengah dan panjang.
Dalam jangka pendek, dia mengungkapkan bahwa terdapat upaya exit policy sebagai rangkaian dari pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Untuk jangka menengah dan panjang, Inarno mengakui bahwa saat ini literasi keuangan nasional khususnya terhadap produk dan jasa bidang pasar modal masih rendah. Selain itu, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan juga dinilai masih rendah.
Sebagai informasi, Inarno Djajadi saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Bursa Efek Indonesia. Sementara itu, Doddy Zulverdi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara.