Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengawasi saham konsumer PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) karena masuk kategori unusual market activity (UMA).
BEI menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) yang di luar kebiasaan atau UMA. Meski demikian, BEI menjelaskan jika pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham NATO tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” tegas Bursa pada Selasa (22/3/2022).
Pasalnya, NATO telah masuk radar UMA milik BEI sebanyak dua kali. Pertama pada 26 Juli 2021 dan yang kedua pada 15 November 2021.
Operator pasar modal itu mengharapkan para investor agar memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa. Lalu, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Investor bisa mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Baca Juga
Pada perdagangan sesi I, saham NATO terpantau stagnan pada level Rp695. Adapun selama tahun berjalan saham perseroan telah terkoreksi sebanyak 6,08 persen.