Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN Karya PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) bakal melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Pelaksanaannya bakal melalui persetujuan RUPSLB terlebih dahulu pada 7 April 2022.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Kamis (17/3/2022), HMETD tersebut masuk dalam mekanisme penawaran umum terbatas II. Saham yang bakal ditambah yakni saham seri B sebanyak-banyaknya 7.121.658.184 atau 7,12 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar.
"Rencana PUT II diharapkan akan memengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan dalam rangka melanjutkan proses konstruksi pada proyek berjalan dan meningkatkan kinerja serta peruntukan lainnya yang mendukung pertumbuhan bisnis Perseroan, sehingga akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan Perseroan," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi.
Adhi Karya menegaskan bagi pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk rights issue akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham maksimum sebesar 51 persen.
Dana hasil rights issue ini, lanjutnya bakal digunakan untuk penyelesaian rencana alokasi penggunaan dana untuk penyertaan proyek Investasi ADHI berupa Jalan Tol, SPAM (Pengelolaan Air), Pengelolaan Limbah, dan Preservasi Jalan.
Jumlah rights issue tersebut dua kali lipat dari total saham yang sudah diterbitkan dan disetor perseroan per 28 Februari 2022 yakni sebanyak 3.560.849.376 lembar saham atau 3,56 miliar.
Baca Juga
Kepemilikan saham tersebut terdiri atas negara Republik Indonesia sebagai pengendali sebanyak 1,81 miliar atau setara 51 persen dan masyarakat memegang 1,74 miliar atau setara 49 persen.
Adapun, jadwal pelaksanaannya hingga RUPST yakni :
- Pemberitahuan kepada OJK perihal rencana RUPST : 22 Februari 2022
- Pengumuman perihal rencana RUPST dan Keterbukaan Informasi mengenai PUT II : 1 Maret 2022
- Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak mengikuti RUPST (Recording Date) : 15 Maret 2022
- Pemanggilan RUPST : 16 Maret 2022
- Penyelenggaraan RUPST : 7 April 2022
Perseroan mengungkapkan latar belakang rights issue ini karena telah menetapkan rencana berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Namun, Adhi Karya memiliki tantangan yaitu keterbatasan ekuitas.
"Ekuitas perseroan dianggap sangat kecil dibandingkan dengan BUMN Karya lain terutama BUMN Karya yang telah listing di Bursa Efek Indonesia," katanya.
Pada 2020, kondisi keuangan perseroan diperparah dengan adanya Covid-19 telah menghantam perekonomian dunia bahkan di berbagai negara perekonomian tidak tumbuh dan terancam resesi.
Oleh sebab itu, Adhi Karya akan melakukan HMETD dengan maksud dan tujuan menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang kuat sehingga tidak melanggar batasan-batasan yang dipersyaratkan kreditur, serta dapat meningkatkan kemampuan leverage perseroan.
Tujuan berikutnya, yakni meningkatkan kapasitas usaha yang dimiliki oleh ADHI serta pengembangan usaha melalui proyek investasi
infrastruktur sehingga perseroan dapat bergerak dengan lebih efektif dan efisien dikarenakan adanya tambahan modal tersebut.
Selanjutnya, rights issue ini mendukung program pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat dampak pandemi Covid-19 melalui penyelesaian proyek penugasan infrastruktur yang dapat mempertahankan penyerapan tenaga kerja dan konsumsi barang produksi sehingga dapat berkontribusi dalam ketahanan ekonomi di masa pandemi.
Adhi Karya juga bermaksud mendukung dan mempercepat pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga dapat menjadi katalisator dalam pertumbuhan perekonomian dan memberikan dampak berantai (multiplier effect) yang luas.