Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan tercatat seperti WIFI, FILM, hingga TOWR berencana untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Analis pun memberikan kisi-kisi saham yang menarik untuk dicermati.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan dengan semaraknya aksi rights issue di tengah banyaknya IPO ini, tidak semua aksi korporasi akan otomatis terserap pasar. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah kepercayaan investor terhadap prospek emiten dan transparansi penggunaan dananya.
“Jadi, keberhasilan rights issue tetap sangat tergantung pada kualitas dan kredibilitas emitennya, bukan sekadar momentum pasar atau seberapa padat kalender IPO yang sedang berlangsung,” ujar Ekky, Senin (7/7/2025).
Menurut Ekky, dari beberapa aksi rights issue yang sedang berjalan saat ini, rights issue dari WIFI dan TOWR termasuk yang menarik untuk diikuti.
Untuk WIFI, Ekky mencermati suntikan dana hingga Rp5,9 triliun akan digunakan membangun 4 juta homepass jaringan fiber to the home (FTTH) di Pulau Jawa.
Ekky melanjutkan dengan harga rights WIFI sebesar Rp2.000, atau setara dengan harga pasar dan rasio 4:5, struktur rights issue ini tidak merusak valuasi saham dan justru memberi peluang bagi investor eksisting untuk menambah eksposur strategis.
Sementara itu, lanjut Ekky, rights issue TOWR sebesar Rp5,5 triliun dengan harga pelaksanaan Rp680 dan rasio 619:100 masih dalam batas wajar.
“Yang menarik, aksi ini didukung standby buyer dari Grup Djarum tanpa mengubah pengendali, menunjukkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang,” ucap Ekky.
Dana yang dihimpun TOWR akan digunakan untuk restrukturisasi utang anak usaha, Protelindo, sehingga bisa memperbaiki struktur keuangan grup dan membuka ruang pertumbuhan baru.
Sebagai informasi, selain WIFI dan TOWR, dua emiten lain juga berencana melakukan rights issue, yaitu emiten afiliasi Hapsoro Sukomonohadi atau Happy Hapsoro, PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) dan emiten milik Manoj Punjabi PT MD Entertainment Tbk. (FILM).
MINA akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,28 miliar saham baru dalam rights issue, dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Dengan jumlah dana dan harga pelaksanaan tersebut, MINA diperkirakan akan meraih dana rights issue sebanyak-banyaknya Rp164,06 miliar.
Adapun FILM akan menawarkan sebanyak 989,7 juta saham atau setara 9,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan Rp800 per saham. Jumlah dana rights issue yang akan diterima FILM adalah sebesar Rp791,8 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.