Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Global Menguat Pasca Tensi Rusia vs Ukraina Meningkat

Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, setelah Barat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, setelah Barat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan dan menempatkan safe-haven emas untuk membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar dalam sembilan bulan terakhir.

Mengutip dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, naik US$13,1 atau 0,69 persen, menjadi US$1.900,70 dolar AS per ounce. Harga emas juga melonjak 5,8 persen untuk Februari.

Tidak ada tanda-tanda eskalasi antara negara-negara Barat dan Rusia menurun karena Amerika Serikat dan sekutunya menambahkan sanksi baru terhadap Rusia selama akhir pekan dan tidak ada hasil dari pembicaraan antara Rusia dan Ukraina.

"Jika tidak ada penurunan tensi antara Barat dan Rusia, akan ada lonjakan permintaan investasi fisik ke logam mulia karena serbuan ke tempat-tempat aman melonjak," kata Peter Spina, presiden dan kepala eksekutif di GoldSeek.com, mencatat bahwa Rusia juga merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia.

Namun, menurutnya harga emas mungkin melihat beberapa tekanan jual dari beberapa kebutuhan likuiditas, sehingga  akan melihat beberapa volatilitas.

Emas menemukan dorongan tambahan karena indeks manajer pembelian (PMI) Chicago yang dirilis pada Senin (28/2/2022) turun menjadi 56,3 pada Februari dari 65,2 pada Januari.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 34,9 sen atau 1,45 persen, menjadi ditutup pada 24,366 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 11,4 dolar AS atau 1,09 persen, menjadi ditutup pada 1.038,70 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper