Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi Dorong Wall Street Reli 4 Sesi

Saham-saham teknologi menjadi pendorong utama sehingga Wall Street mampu menguat 4 sesi beruntun.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (2/2/2022), mencatat kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut setelah awal yang bergejolak tahun ini.

Mengutip Antara, penguatan Bursa AS dibantu oleh lonjakan saham induk perusahaan Google Alphabet dan pembuat chip Advanced Micro Devices.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 224,09 poin atau 0,63 persen, menjadi 35.629,33, Indeks S&P 500 menguat 42,84 poin atau 0,94 persen menjadi 4.589,38 poin, dan Indeks Komposit Nasdaq terangkat 71,54 poin atau 0,5 persen menjadi 14.417,55 poin.

Secara keseluruhan, satu-satunya sektor S&P utama yang berakhir lebih rendah adalah barang-barang konsumen non-primer (consumer discretionary), yang turun 0,5 persen.

Sementara itu, sektor jasa komunikasi memimpin kenaikan, didukung kinerja Alphabet. Itu juga dibantu oleh Match Group Inc yang melonjak 5,3 persen karena investor mengambil pemilik Tinder itu dengan keyakinan bahwa varian Omicron tidak akan berdampak pada bisnisnya seperti yang ditakuti sebelumnya.

Alphabet melambung 7,5 persen setelah melaporkan rekor penjualan kuartalan pada Selasa (2/2/2022), dan mengatakan pihaknya berencana untuk melakukan pemecahan saham 20:1, sebuah langkah yang menurut Neil Wilson, kepala analis pasar untuk Markets.com, akan membuatnya lebih menarik bagi investor ritel.

Perhatian sekarang beralih ke induk Facebook Meta Platforms Inc, yang naik 1,3 persen sebelum melaporkan hasil kinerja keuangannya setelah bel penutupan. Amazon.com Inc turun 0,4 persen menjelang tanggal pelaporan hasil keuangannya pada Kamis waktu setempat.

Bulan lalu, Nasdaq yang sarat teknologi anjlok 19 persen dari level tertinggi sepanjang masa pada November karena investor membuang saham pertumbuhan bernilai tinggi di tengah prospek kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan.

Trader bertaruh pada lima kenaikan suku bunga tahun ini setelah komentar hawkish dari Federal Reserve AS pada Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper