Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi investasi Pluang tengah mempersiapkan untuk membuka akses investasi saham Amerika Serikat atau Wall Street kepada jutaan investor Indonesia melalui instrumen investasi Contract for Difference Product (CFD).
Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menjelaskan akses CFD memungkinkan investor Indonesia mendapatkan eksposur berinvestasi di pecahan saham AS. Hal ini merupakan rangkaian dari rencana Pluang untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap produk-produk investasi pilihan kepada setiap lapisan masyarakat.
Menurutnya, produk CFD saham AS merupakan produk yang cocok bagi investor yang berinvestasi untuk jangka panjang. Investor dengan profil risiko moderat hingga agresif dapat menjadikan produk CFD saham AS sebagai pilihan dalam melakukan diversifikasi secara global.
“Memperkenalkan saham AS dalam bentuk CFD ini juga akan membantu kami menjadi aplikasi investasi yang terlengkap di Indonesia dalam hal kelas aset,” jelasnya dikutip dari keterangan resmi, Minggu (1/2/2022).
Dia mengungkapkan Pluang bekerja sama dengan PT PG Berjangka, sebuah perusahaan pialang berjangka Indonesia yang telah memperoleh izin Penyaluran Amanat Nasabah ke bursa Luar Negeri (PALN) dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (BAPPEBTI) untuk meluncurkan produk saham AS dalam bentuk CFD ini.
Selain itu, ada instrumen investasi AS yang telah diluncurkan sebelumnya yaitu Micro e-mini S&P 500 Index Futures dan Micro e-mini NASDAQ 100 Index Futures sebagai upaya Pluang untuk memungkinkan penggunanya mendapatkan eksposur pasar saham AS.
Seluruh transaksi, baik produk indeks berjangka maupun saham AS di Pluang, juga dijamin dan difasilitasi oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
"Artinya seluruh produk pasar saham AS di Pluang aman dan terjamin karena diatur dan diawasi oleh lembaga pemerintah terkait," imbuhnya.
Lebih lanjut Claudia memaparkan saham AS dapat menjadi pilihan utama aset investasi bagi generasi muda Indonesia, yang jumlahnya sangat meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan beberapa data survei terkini, jumlah investor baru meningkat 32 persen dalam setahun terakhir yang didominasi oleh investor Gen Z.
Dia menuturkan kenaikan jumlah investor di pasar modal, terutama saham, merupakan salah satu indikator positif bahwa masyarakat indonesia sudah semakin terbuka terhadap berbagai jenis investasi.
“Dengan tingkat antusiasme yang tinggi, tentu saja hal ini merupakan salah satu hal yang menarik karena membuka banyak sekali peluang untuk menawarkan berbagai kelas aset investasi yang bertujuan untuk berdiversifikasi agar mengurangi risiko volatilitas di pasar keuangan yang tidak menentu,” jelasnya.
Tidak hanya di Indonesia, AS juga mengalami lonjakan jumlah investor saham ritel dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini sebagian besar dikarenakan pasar saham AS bertumbuh luar biasa sejak awal pandemi Covid-19 berkat kinerja yang baik akan saham-saham teknologi besar, seperti Apple, Google, Facebook, dan Netflix, di mana nilainya telah berlipat ganda dari posisi terendah mereka saat pandemi.
Nilai saham Apple, misalnya, telah meningkat lebih dari 40 persen dalam setahun yang ditopang oleh derasnya permintaan akan produknya seiring maraknya kebijakan bekerja dari rumah (work from home) yang diadopsi perusahaan seluruh dunia.
Selain itu, tiga indeks saham utama di AS yakni Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite juga dikenal sebagai indeks saham yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Indeks S&P 500, misalnya, memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$39 triliun per Oktober 2021.