Bisnis.com, JAKARTA – RHB Sekuritas optimistis harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bisa memantul kembali atau rebound ke level Rp1.300 per saham.
Analis RHB Sekuritas Michael Setjoadi mengatakan terdapat potensi saham emiten teknologi itu naik hingga level Rp1.300 dalam 12 bulan ke depan. Pasalnya perseroan mampu menurunkan kerugian bersih pada periode kuartal III/2021.
Kerugian bersih berada di level Rp1,1 triliun turun dibandingkan dengan tahun lalu Rp1,4 triliun. “Kami memperkirakan kerugian bersih 2021 sebesar Rp1,8 triliun dan Rp1,5 triliun,” tulisnya dalam riset dikutip Rabu (1/12/2021).
Pendapatan selama kuartal III/2021 mencapai Rp484 miliar, sedangkan antara Januari hingga September mencapai Rp1,4 triliun atau naik 42,1 persen yoy. Meski demikian, itu masih di bawah dari perkiraan konsensus akhir tahun sebesar 64 persen dan 66 persen.
Menurutnya, Bukalapak telah menegaskan kembali bimbingan topline 2021 sebesar Rp1,9 triliun hingga Rp2 triliun. Dengan demikian EBITDA menjadi positif pada 2023.
Selain itu, Mitra Bukalapak masih menjadi penggerak utama pertumbuhan. Hingga akhir September, jumlah klien Mitra terdaftar adalah 10,4 juta dengan pengguna aktif sebanyak 4,1 juta pada kuartal III/2021 sedangkan tahun lalu 3,3 juta.
Baca Juga
Dia pun membeberkan jika Bukalapak sedang menjajaki usaha mikro, kecil & menengah (UMKM) lainnya. BUKA bertujuan untuk memanfaatkan vertikal UMKM lainnya, misalnya restoran, bengkel mobil, toko bahan bangunan, barbershop, dan lain-lain.
“Mereka pun telah meluncurkan sejumlah penawaran produk untuk mendukung hal tersebut, misalnya BukaSend, BukuMitra, dan QRIS. Penerimaannya positif, dengan layanan ini berhasil memposting dengan kuat pertumbuhan,” katanya.
BUKA berniat meluncurkan produk lain, misalnya produk segar, e-wallet, dan topup. Menurutnya strategi itu akan membantu mendorong pertumbuhan perseroan ke depan.
“Apalagi perusahaan berencana untuk meluncurkan lebih banyak toko khusus dengan berkolaborasi bersama sejumlah mitra terkemuka di bidangnya. BUKA meyakinkan bahwa skema kemitraannya akan menjadi non-eksklusif, memungkinkan perusahaan untuk bermitra dengan banyak perusahaan,” sebutnya.
BUKA juga berencana untuk memasuki segmen bahan makanan dan gadget bekas.
Sementara itu, manajemen Bukalapak mengabarkan bahwa total processing value (TPV) sampai kuartal III/2021 tumbuh sebesar 51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 87,9 triliun.
Pertumbuhan TPV BUKA didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 25 persen dan kenaikan sebesar 21 persen pada average transaction value (ATV) hingga September 2021. Sebanyak 73 persen TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan BUKA. TPV Mitra pada kuartal III/2021 tumbuh 179 persen menjadi Rp40 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.