Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencetak kenaikan pendapatan dan penurunan rugi bersih pada kuartal III/2021.
Pendapatan BUKA pada kuartal III/2021 tumbuh sebesar 42 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp1,3 triliun. Pendapatan Mitra Bukalapak pada periode ini tumbuh sebesar 298 pesen menjadi Rp496 miliar dibandingkan dengan tahun lalu. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 19 persen pada tahun lalu menjadi 43 persen pada tahun ini.
Manajemen menyatakan perseroan terus fokus pada strategi untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional.
Pada periode 9 bulan, rasio beban operasional terhadap TPV turun menjadi 2,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 3,9 persen. Bukalapak juga menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA).
Kerugian EBITDA pada kuartal III/2021 sebesar 15 persen lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, dengan rasio kerugian EBITDA terhadap TPV yang membaik menjadi 1,2 persen dari 2,2 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Bukalapak mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 13 persen menjadi Rp1,2 triliun per September dari Rp1,4 triliun pada tahun lalu. Pada 9M21, perseroan berhasil mengurangi kerugian bersih sebesar 19 persen.
Baca Juga
Di samping peningkatan efisiensi yang diiringi dengan pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan sebesar Rp23,6 triliun pada akhir September 2021.
Selain itu, Total Processing Value (TPV) selama kuartal ketiga tahun 2021 tumbuh sebesar 51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 87,9 triliun. Pertumbuhan TPV Perseroan didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 25 persen dan kenaikan sebesar 21 persen pada Average Transaction Value (ATV).
Sebagai informasi, sebanyak 73 persen TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.