Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. semakin mengedepankan aspek ESG (Environment, Social, and Governance) dalam menjalankan bisnis.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan penerapan prinsip bisnis yang mengacu ke ESG telah menuai hasil. Hal itu tercermin dari sisi operasional perseroan yang memiliki pertumbuhan kinerja berkesinambungan.
“Kami tidak lagi sekadar mengejar pertumbuhan bisnis, melainkan berupaya menciptakan operational excellence,” kata John dalam acara Chief of Editor Gathering pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham LPKR ini membukukan pendapatan senilai Rp7,22 triliun. Realisasi itu naik 35,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp5,33 triliun.
Selanjutnya EBITDA tumbuh 102 persen menjadi Rp1,95 triliun. Rugi bersih yang dicatatkan LPKR pun turun menjadi Rp263,03 miliar pada semester I/2021 dari sebelumnya rugi Rp1,25 triliun pada semester I/2020.
Penjualan pemasaran LPKR pada saat bersamaan juga melesat 122 persen secara tahunan. Penguatan itu pun masih berlanjut pada penjualan awal kuartal III/2021.
Baca Juga
Kenaikan kinerja itu, sambung John, disumbangkan oleh aspek transformasi yang menyangkut operational excellence, yaitu cara pandang perseroan yang berorientasi pada pemberian nilai tambah.
“Skala yang kecil di Lippo Karawaci. Di Cikarang kami mengelola seluruh irigasi dan air. Kalau kita melihat di sana, ada danau-danau itu bukan hanya hiasan, tapi sebetulnya bermanfaat sebagai water reservoir,” jelas John.
Sementara itu, aspek lain dalam ESG seperti perbaikan tata kelola serta pemberian manfaat kepada lingkungan alam dan sosial disebut John menjadi proses jangka panjang yang akan dilakukan terus-menerus.
Adapun, penerapan prinsip ESG telah dilakukan oleh LPKR sejak 2019. John mengatakan prinsip ESG tidak melulu terlihat dari aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) namun akan mengombinasikan pula dengan etika dan tata kelola perusahaan.
John menjelaskan melalui penerapan ESG, risiko terhadap efek negatif akan selalu menjadi pertimbangan sejak dari menentukan investasi, menyusun strategi bisnis hingga menjalankan operasional.
“Komitmen ini sesungguhnya lebih luas dan berdampak dibandingkan dengan CSR yang seringkali tidak bersentuhan dengan proses bisnis. Oleh karena itu, Lippo juga berkomitmen untuk penerapan prinsip tersebut dari seluruh aktivitasnya,” tutup John.