Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (15/10/2021) waktu New York, menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut, karena rebound imbal hasil obligasi AS dan peningkatan mengejutkan dalam penjualan ritel September menekan status safe-haven emas.
Mengutip Antara, Sabtu (16/10/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$29,6 atau 1,65 persen menjadi ditutup pada US$1.768,30 per ounce. Namun, untuk periode minggu ini emas berjangka masih membukukan kenaikan 0,60 persen.
Sehari sebelumnya, Kamis (14/10), emas berjangka terdongkrak US$3,2 atau 0,18 persen menjadi US$1.797,90, setelah melonjak US$35,4 atau 2,01 persen menjadi US$1.794,70 pada Rabu (13/10) dan menguat US$3,6 atau 0,21 persen menjadi US$1.759,30 pada Selasa (12/10) .
“Emas memiliki segalanya yang menentangnya. Suku bunga riil naik, ekuitas lebih tinggi, begitu juga Bitcoin,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Data ekonomi yang dirilis pada Jumat (15/10) beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,7 persen pada September, bulan kedua berturut-turut penjualan ritel meningkat. Penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada September, meningkatkan ekuitas dan memperpanjang kerugian emas sebagai lindung nilai risiko.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan harga impor naik 0,4 persen pada September setelah turun 0,3 persen pada Agustus. Sementara itu, indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York turun 14,5 poin menjadi 19,8 pada Oktober, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 25 poin.
Baca Juga
Meningkatkan peluang kerugian memegang emas, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang jadi acuan pulih dari level terendah lebih dari satu minggu pada Kamis (14/10).
Sementara sebagian besar pembuat kebijakan Fed setuju bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan segera bulan depan, mereka terpecah tajam atas inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu.
"Investor kemungkinan hanya memperkirakan pengetatan moderat dari bank-bank sentral utama dan yang seharusnya tidak menyebabkan terlalu banyak masalah bagi emas karena investor melakukan lindung nilai terhadap tingkat harga yang tinggi," kata Fawad Razaqzada, analis ThinkMarkets.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 12,8 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada US$23,349 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,6 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada US$1.058,9 per ounce.