Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia terus melakukan diversifikasi antara obligasi pemerintah dan surat utang korporasi dalam meracik underlying asset produk reksa dana pendapatan tetap jelang akhir tahun ini. Hal itu dilakukan dalam rangka menghasilkan return yang maksimal.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan reksa dana pendapatan tetap masih menarik dikoleksi mengingat kondisi fundamental pasar obligasi yang kokoh.
Dia menunjukkan saat ini terdapat sentimen positif untuk pasar obligasi seperti kondisi makroekonomi dan nilai tukar rupiah yang stabil. Hal ini bahkan terjadi ketika likuiditas dalam negeri tinggi dan penawaran obligasi pemerintah masih rendah sampai akhir tahun.
“Konsolidasi seminggu terakhir lebih karena pelonjakan yield Treasury AS dari 1,3 persen - 1,6 persen dan bukan karena fundamental,” jelas Ezra kepada Bisnis, Rabu (13/10/2021).
Dia melanjutkan saat tingkat ekuilibrium atau titik keseimbangan baru bertemu untuk yield Treasury AS nantinya, pasar obligasi bakal lebih tertopang.
Selanjutnya, yield SUN tenor 10 tahun bisa kembali turun ke arah 6 persen atau bahkan menembus ke bawahnya seiring kembalinya dana asing ke pasar obligasi.
Baca Juga
Dalam menyusun underlying asset reksa dana pendapatan tetap, Manulife Asset Management masih mengoleksi obligasi pemerintah dan korporasi secara selektif.
Adapun, obligasi pemerintah diambil untuk mendapatkan apresiasi harga saat pasar menguat sedangkan obligasi korporasi akan memberikan yield enhancement dengan spread yang menarik.
“Kami sendiri melihat ada potensi untuk obligasi pemerintah dan korporasi,” ujar Ezra.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 8 Oktober 2021, kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap yang tercermin lewat Infovesta Fixed Income Fund Index tercatat sebesar 1,42 persen secara year-to-date (ytd).
Posisi itu lebih rendah dibandingkan kinerja indeks reksa dana campuran yang tercermin lewat Infovesta Balanced Fund Index yang naik 3,90 persen. Kinerja indeks reksa dana pasar uang yang tercermin lewat Infovesta Money Market Fund Market Index juga masih lebih tinggi sebesar 2,62 persen.
Sementara itu, kinerja indeks reksa dana saham yang tercermin lewat Infovesta Equity Fund Index berada di posisi terendah sebesar 0,98 persen atau jauh di bawah kinerja IHSG yang melambung 8,41 persen.
Sementara itu, di sepanjang pekan lalu indeks reksa dana pendapatan tetap terpantau berkinerja paling rendah sebesar 0,05 persen. Di atasnya terdapat indeks reksa dana pasar uang sebesar 0,06 persen.
Selanjutnya indeks reksa dana campuran sebesar 2,04 persen dan kinerja indeks reksa dana saham paling tinggi sebesar 3,30 persen.