Bisnis.com, JAKARTA — Aset mata uang kripto (cryptocurrency) mengalami kerugian besar hingga nilanya jatuh yang diikuti aset investasi lain, seperti saham dan komoditas. Benarkah ada hubungan antara krisis Evergrande, tapering The Fed, dengan keruntuhan pasar aset kripto?
Data CoinDesk menunjukkan Bitcoin turun menjadi US$42.527,50, terendah sejak 7 Agustus 2021. CoinDesk mengungkapkan mata uang digital lainnya juga mengalami penurunan, dimana Ethereum dan Cardano anjlok lebih dari 10 persen selama 24 jam terakhir pada Senin (20/9/2021).
Menurut data tambahan Google Finance, indeks saham utama juga berada di zona merah, dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average masing-masing menyelesaikan lebih rendah 1,7 persen dan 1,78 persen pada Senin (20/9/2021).
Berinvestasi aset mata uang kripto atau token sangat spekulatif lantaran tidak ada pengaturan pasar. Jika Anda mempertimbangkan untuk menjajal cryptocurrecy, maka Anda harus siap kehilangan seluruh investasi yang dimiliki.
Melansir dari Forbes, penjelasan atas apa yang menyebabkan aksi jual aset jual mata uang kripto bervariasi. Satu faktor yang disebutkan berulang kali adalah kekhawatiran bahwa The Evergrande Group, sebuah perusahaan real estat besar China yang jika gagal membayar utangnya dapat melemahkan ekonomi China.
Ada juga ketidakpastian seputar kebijakan tapering The Federal Reserve (The Fed) terkait kapan lembaga tersebut akan mulai mengurangi stimulus moneter di tengah pandemi Covid-19. Salah satu perkembangan besar yang menonjol, yaitu cryptocurrency tampaknya bergerak ke arah yang sama persis dengan aset yang lebih tradisional. Hal ini sebenarnya sesuatu yang tidak selalu terjadi.
Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital mengatakan soal masalah ini. Manajer dana lindung cryptocurrency itu menyatakan bahwa awalnya narasi berfokus pada aset kripto sebagai investasi alternatif.
“Dengan masuknya investor institusional dan tumpang tindih umum pelaku pasar, kami telah melihat pasar menjadi semakin berkorelasi," ungkapnya seperti dikutip Forbes, Rabu (22/9/2021).
Ke depannya, kata dia, investor akan cenderung melihat korelasi semacam itu semakin kuat karena kumpulan pelaku pasar di pasar tradisional dan kripto menjadi lebih homogen.
Direktur pelaksana Digital Capital Management Tim Enneking ternyata menawarkan perspektif serupa. Menurutnya, aset kripto dalam banyak hal sekarang lebih berkorelasi dengan pasar fiat karena lebih banyak investor ‘fiat’ berinvestasi di kripto.
"Pola pikir ‘risk off’ tidak spesifik untuk satu kelas aset. Dengan demikian, ketika orang menjadi khawatir atau panik, maka mereka 'membuang' segalanya," ujar Enneking.
Di sisi lain, dia mengatakan, tidak ada alasan nyata untuk korelasi semacam itu. Oleh karena itu, jika pasar fiat tetap datar atau berubah menjadi bearish, investor akan mulai berburu hasil dan banyak yang akan menemukan hasil itu di kripto.
“Dengan kata lain, pasar kripto pada awalnya akan mengikuti pasar fiat turun. Namun, kemudian akan berbalik jauh lebih awal karena tidak ada alasan mendasar untuk penurunan mereka,” ungkap Enneking.