Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Valuasi Saham Blue Chip Terdiskon, Saatnya Membeli ETF?

Saat ini menjadi peluang yang tepat bagi investor untuk membeli reksa dana ETF karena valuasi dari saham-saham blue chip yang menjadi aset dasar instrumen tengah menurun.
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE  Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra (tengah) memberikan penjelasan pada konferensi pers peluncuran Pinnacle FTSE Indonesia ETF (XPFT), di Jakarta, Senin (10/9/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Instrumen exchange traded funds (ETF) dapat menjadi pilihan investor untuk menaruh modal yang dimiliki. Fleksibilitas dan valuasi yang sedang turun menjadi salah satu daya tarik untuk segera membeli jenis instrumen ini.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, industri ETF di Indonesia saat ini masih terbilang dini. Hal ini membuat masih banyak investor yang belum memahami betul keuntungan instrumen ini.

Guntur memaparkan, potensi dari reksa dana ETF masih sangat baik. Pasalnya instrumen ini menawarkan beragam keuntungan dan nilai tambah seperti likuiditas, transparansi yang jelas, fleksibilitas, serta cost efficent.

“Potensinya masih sangat besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, edukasi dan pemahaman investor terhadap reksa dana ETF ini perlu ditingkatkan,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (21/9/2021).

Selain itu, kinerja ETF juga cenderung masih lebih baik dibanding instrumen sejenis lainnya. Ia mengatakan, momen ini menjadi peluang yang tepat bagi investor untuk membeli reksa dana ETF karena valuasi dari saham-saham blue chip yang menjadi aset dasar instrumen tengah menurun.

“Seiring dengan kondisi ekonomi yang diharapkan membaik setelah masalah pandemi bisa diatasi, pasti kinerja ETF juga akan tertopang untuk naik,” lanjutnya.

Adapun, untuk untuk produk reksa dana ETFnya, Guntur mengatakan Pinnacle selalu mengedepankan tingkat likuiditas yang tinggi dan rebalancing strategi yang efisien. Ketentuan ini berlaku baik untuk ETF pasif maupun aktif.

Sementara itu, dari sisi strategi, Pinnacle akan menyesuaikan dengan produk masing-masing. Ia mencontohkan, untuk reksa dana ETF indeks seperti Pinnacle FTSE Indonesia Index, pihaknya akan menyusun bobot emiten sesuai dengan indeks masing-masing.

“Selain itu, Pinncale juga fokus mengembangkan ETF berbasis ESG (environment, social, and Governance) yang pertama di Indonesia. Untuk ke depannya, variasi dari strategi yang mengedepankan ESG dan sustainability tentu akan menjadi salah satu fokus kami dalam penerapan strategi kami untuk ETF,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper