Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantap! BEI Targetkan Transaksi Harian Saham Rp13,5 Triliun pada 2022

Partisipasi investor retail sangat kuat pada tahun ini dengan menyumbang 60 persen dari nilai transaksi BEI antara Januari hingga Agustus 2021.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2022 sebesar Rp13,5 triliun.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengungkapkan pada tahun mendatang perseroan menargetkan RNTH bisa lebih tinggi daripada realisasi selama tahun berjalan 2021.

“Target tahun depan sebesar Rp13,5 triliun,” katanya pada Selasa (14/9/2021).

Adapun selama tahun berjalan, BEI mencatatkan RNTH sebesar Rp13,07 triliun. Dengan demikian, realisasi tersebut telah melampaui 53,76 persen target dan juga melebihi total RNTH 2020 sebesar 42,06 persen.

Laksono menambahkan hingga akhir tahun tidak ada perubahan target RNTH. Dia juga berterimakasih atas partisipasi investor retail yang kuat di tahun ini dengan menyumbang 60 persen dari nilai transaksi BEI antara Januari hingga Agustus 2021.

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan bahwa faktor pendorong pertumbuhan RNTH adalah jumlah investor yang terus meningkat.

“Jumlah dan aktifitas investor kita bertambah dangan signifikan. Segmen investor domestik ritel pub semakin aktif bertransaksi,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (14/9/2021). Hasan menambahkan saat ini 59,1 persen dari total nilai transaksi berasal dari investor domestik ritel.

Selain itu, Hasan megungkapkan jumlah dan variasi perusahaan tercatat juga terus bertambah. Pasalnya selama tahun berjalan, BEI telah mencatatkan 38 perusahaan baru tahun ini serta puluhan emiten lain yang masih mengantre di pipeline IPO.

Hal itu, lanjutnya, menambah pilihan investasi bagi investor pasar modal yang semakin beragam dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan serta profil risiko investasinya.

“Hal ini membuat semakin likuid dan memperdalam pasar kita, disamping memperkuat daya tahan dari pasar, karena saat ini porsi investor domestik kita sudah semakin besar dan kuat ya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper