Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penawaran Lelang Sukuk Hari Ini Tembus Rekor, Ini Alasannya!

Salah satu pendukung tingginya penawaran lelang hari ini adalah indikator makro ekonomi yang stabil dan kondisi global yang mendukung.
 Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara hari ini, Selasa (13/7/2021) kembali menembus rekor penawaran masuk tertinggi sepanjang tahun ini yaitu senilai Rp51,11 triliun.

Selain itu secara keseluruhan pemerintah memenangkan sebanyak Rp12,5 triliun dari enam seri yang ditawarkan hari ini. Di mana jumlah tersebut berada di atas target indikatif pemerintah sebesar Rp11 triliun. 

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula menyampaikan beberapa penopang tingginya penawaran pada lelang sukuk pada hari ini. 

“Penopang masih dari likuiditas dalam negeri yang tinggi di tengah suku bunga rendah,” ungkap Ezra kepada Bisnis, Selasa (13/6/2021). 

Selain itu, Erza menyampaikan bahwa indikator makro ekonomi yang stabil dan kondisi global yang mendukung juga menjadi penopang tingginya penawaran lelang pada hari ini. 

Dua pekan lalu saat hasil lelang sukuk juga mencatatkan rekor tertingginya, Erza mengungkapkan bahwa investor saat ini berburu imbal hasil yang menarik di tengah era suku bunga rendah. 

Lalu terkait dengan penyerapan hasil lelang yang lebih tinggi dari target indikatifnya, Ezra menilai yield atau imbal hasil yang diinginkan investor masih masuk dalam kisaran yang cukup fair dan reasonable

Sebelumnya, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memprediksi lelang sukuk pada Selasa ini berpotensi mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil lelang sebelumnya. 

Hal tersebut menyusul sejumlah sentimen negatif yang datang dari dalam negeri. Salah satu sentimen utama dari dalam negeri adalah angka penyebaran virus corona yang masih cukup tinggi di Indonesia. Hal tersebut meningkatkan volatilitas pasar obligasi Indonesia yang turut berimbas pada penurunan minat investor.

Selain itu, pelaku pasar juga terus memantau efektivitas kebijakan PPKM Darurat yang diberlakukan di Indonesia sejak 3 Juli lalu. Investor melihat hal tersebut akan menimbulkan efek negatif dalam jangka pendek.

Di sisi lain, Ramdhan menyebutkan pergerakan imbal hasil obligasi Indonesia mulai menunjukkan pergerakan yang positif. Hal tersebut diharapkan mampu menekan sentimen negatif yang membayangi lelang sukuk pada hari ini.

Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), lelang hari ini merupakan lelang sukuk negara ke-13 di tahun 2021.

Total penawaran senilai Rp51,11 triliun berasal dari enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS). 

Hasil lelang menunjukkan penawaran terbanyak masuk untuk seri PBS027 yang jatuh tempo 15 Mei 2023 dengan total Rp15,45 triliun. Dari penawaran yang masuk, yield atau imbal hasil rerata tertimbang yang dimenangkan 4,27 persen dengan jumlah nominal dimenangkan Rp6,20 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper