Bisnis.com, JAKARTA — Surat Berharga Negara (SBN) ritel Savings Bond Ritel seri SBR013 akan meluncur dalam waktu dekat pada 10 Juni hingga 4 Juli 2024 meskipun masih tentatif. Adapun, SBR013 diprediksi memiliki kupon atau imbal hasil tinggi, dan investor dapat membelinya di mitra distribusi (midis) resmi DJPPR Kemenkeu.
Salah satu mitra distribusi, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menargetkan bisa memasarkan Savings Bond Ritel seri SBR013 mencapai Rp1 triliun.
General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan perseroan optimistis bahwa permintaan SBR013 masih akan tinggi, tecermin dari tingginya antusiasme investor untuk memborong SBN ritel seri-seri sebelumnya yang dipasarkan BNI.
"Penawaran Savings Bond Ritel SBR013 rencananya akan dimulai pada 10 Juni–4 Juli 2024, kami memiliki target penjualan di atas Rp1 triliun," ujar Henny kepada Bisnis, dikutip Rabu (5/6/2024).
Kendati SBR013 belum diluncurkan oleh Kemenkeu, namun investor dapat melihat daftar mitra distribusi yang memasarkan SBN ritel seri sebelumnya, yakni ST012. Totalnya, ada 30 mitra distribusi resmi DJPPR Kemenkeu untuk memasarkan SBN ritel.
Adapun, mitra distribusi tersebut terdiri dari perbankan seperti BNI, BCA, Bank Mandiri, Bank Permata, hingga Bank DBS Indonesia. Kemudian, dari kalangan sekuritas, ada Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Binaartha Sekuritas, dan Phillip Sekuritas Indonesia.
Baca Juga
Tak hanya itu, investor yang ingin memborong SBR013 juga dapat membeli di perusahaan teknologi finansial (fintech) seperti Bareksa, Tanamduit, Bibit, hingga FUNDtastic+.
Dari sisi prediksi kupon, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kupon penawaran untuk SBR013 diperkirakan berkisar 6,90%-7,20% untuk tenor 2 tahun, dan di kisaran 7%-7,30% untuk tenor 4 tahun.
"Perkiraan kami didasarkan pada kupon SBR012 di tahun lalu sebesar 6,15% [BI rate +65bps] untuk tenor 2 tahun, dan 6,35% [BI rate + 85bps] untuk tenor 4 tahun," ujar Josua kepada Bisnis.
Lebih lanjut dia mengatakan, penerbitan SBR012 pada Januari 2023 lalu dilakukan sebelum Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunganya, kala itu suku bunga BI masih di level 5,75%.
Sementara itu, saat ini BI sudah mengerek suku bunga ke level 6,25%. Oleh karena itu, tingkat kupon ini SBR013 tahun ini menyesuaikan dengan tingkat suku bunga acuan BI.
"Penjualan di seri SBR013 ini diperkirakan berada pada kisaran Rp10 triliun hingga Rp15 triliun, sejalan dengan kondisi pasar obligasi domestik yang masih dipenuhi ketidakpastian akibat sentimen dari The Fed," katanya.
Menurutnya, meskipun seri ini merupakan seri yang cenderung tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), namun SBR013 masih dipengaruhi oleh sentimen pasar obligasi domestik. Sejalan dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, saat ini risk-appetite masih belum pulih, yang terefleksi dari permintaan lelang secara umum yang relatif rendah.
"Adapun dari sisi pendapatan masyarakat, meskipun memang disposable income berpotensi cenderung turun pada bulan Mei-Juni 2024, namun tidak akan terdapat penurunan yang signifikan pada SBR013. Oleh karenanya, kami perkirakan dampak dari musim pembayaran sekolah cenderung terbatas untuk penerbitan SBR013," pungkas Josua.
Berikut Daftar Mitra Distribusi Resmi DJPPR Kemenkeu:
1. Bank Central Asia
2. Bank CIMB Niaga
3. Bank Commonwealth
4. Bank Danamon Indonesia
5. Bank DBS Indonesia
6. Bank HSBC Indonesia
7. Bank Mandiri
8. Bank Maybank Indonesia
9. Bank Mega
10. Bank Negara Indonesia
11. Bank OCBC NISP
12. Bank Panin
13. Bank Permata
14. Bank Rakyat Indonesia
15. Bank Tabungan Negara
16. Bank UOB Indonesia
17. Bank Victoria
18. Standard Chartered Bank
19. Bank Syariah Indonesia
20. Bank Muamalat
21. BRI Danareksa Sekuritas
22. Mandiri Sekuritas
23. Bahana Sekuritas
24. Trimegah Sekuritas Indonesia
25. Binaartha Sekuritas
26. Phillip Sekuritas Indonesia
27. Bareksa Portal Investasi
28. Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+)
29. Star Mercato Capitale (Tanamduit)
30. Bibit Tumbuh Bersama