Bisnis.com, JAKARTA - Setelah melakukan suspensi terhadap saham PT Multipolar Tbk. (MLPL), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT).
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT), dalam rangka cooling down, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham MLPT pada perdagangan tanggal 14 Juni 2021," papar Bursa dalam keterangan tertulis.
Penghentian sementara perdagangan Saham MLPT tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di Saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT).
Sementara itu, MLPT menjadi saham dengan lonjakan paling tinggi dalam daftar perdagangan satu pekan, yakni pada 7 Juni–12 Juni 2021.
Berdasarkan data dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (12/6/2021), saham emiten teknologi ini pada pekan ini melesat 169,01 persen, dari harga Rp1.710 ke Rp4.600 per saham. Emiten bersandi MLPL ini langsung terkena suspensi otoritas bursa.
Menyusul di belakang MLPT, saham PT Arthavest Tbk. naik 128,52 persen. Harga saham emiten berkode ARTA tersebut naik dari Rp256 per lembar saham menjadi Rp585 pada penutupan perdagangan pekan ini.
Baca Juga
Selanjutnya, adalah saham PT MNC Investama Tbk. (BHIT) yang naik 118,03 persen, diikuti PT VIsi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk. (GOLD) dengan kenaikan 102,9 persen dan langsung terkena suspend, dan saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang melaju 81,89 persen dalam 5 hari perdagangan.
Suspensi saham MLPT menyusul suspensi saham induk usahanya, yakni PT Multipolar Tbk. Saham dengan kode MLPL ini sudah dihentikan perdagangannya untuk sementara atau suspensi sejak 8 Juni 2021 di pasar reguler dan pasar tunai.
Sebelum disuspensi untuk kedua kalinya ini, saham MLPL sudah terbang 850,70 persen menjadi Rp675 sejak awal tahun. Kapitalisasi pasar tercatat Rp9,88 triliun.
Terbaru, dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan lewat harian Bisnis Indonesia pada Kamis (10/6/2021), emiten Grup Lippo ini menyatakan menyiapkan dana maksimal Rp425 miliar untuk pembelian saham kembali (buyback).
Adapun jumlah saham yang bakal dibeli kembali adalah sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan atau maksimal 1.463.963.247 lembar.
MLPL menyebutkan harga maksimal buyback adalah Rp720 per saham. Sementara itu, buyback direncanakan dilakukan mulai 21 Juli 2021 hingga 20 Januari 2023.
Agenda ini bakal dilaksanakan seusai mendapat persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Juli 2021.
"Perseroan memandang bahwa harga saham perseroan saat ini belum mencerminkan nilai/kinerja perseroan yang sesungguhnya, terutama dengan mempertimbangkan potensi nilai perseroan di masa yang akan datang," demikian terang manajemen MLPL.