Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia menara telekomunikasi PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp600 miliar hingga Rp800 miliar pada 2021.
Direktur Utama Solusi Tunas Pratama Nobel Tanihaha mengungkapkan tahun ini perseroan akan fokus untuk kolokasi menara, membangun sekitar 200-300 menara hingga memperpanjang kabel serat optik sekitar 3.000 kilometer.
Nobel menjelaskan saat ini perseroan memiliki penambahan tenan tertinggi dalam sejarah perseroan yaitu 1.103 pada 2020, sehingga meningkatkan rasio penyewaan yang mencapai 1,89 persen pada 2020 dibandingkan 2019 yang menyentuh rasio 1,75 persen.
“Jadi strategi yang kita atur selama ini berjalan dengan baik, sehingga menunjukkan result yang begitu memuaskan,” ujar Nobel saat pemaparan publik secara virtual pada Kamis (3/6/2021).
Tahun ini, Nobel mengaku akan meneruskan strategi pada tahun lalu yang akan berfokus kepada memberdayakan lokasi strategis dari portofolio menara yang ada. SUPR akan fokus pada pengembangan bisnis kolokasi, dengan capex dan biaya operasional yang jauh lebih rendah.
Sedangkan rencana pembelian 200-300 menara menurut Nobel akan menyesuaikan dengan kesempatan yang ada. Kemudian untuk penyambungan kabel fiber optik yang mencapai 3.000 kilometer tersebut akan disesuaikan dengan permintaan dari customer jelasnya.
Baca Juga
“Pengembangan kabel serat optik kita tentunya kita sesuaikan dengan permintaan customer kita,” papar Nobel.
Berdasarkan laporan keuangan SUPR, pada 2020 perusahaan mencatatkan lonjakan peningkatan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 209,56 persen yaitu dari Rp228,38 miliar pada 2019, menjadi Rp706,99 miliar pada tahun 2020.
Sedangkan perseroan juga mengalami kenaikan pendapatan dari Rp1,77 triliun menjadi Rp1,92 triliun pada 2020.
Selanjutnya terkait dengan persiapan 5G, perseroan mengungkapkan bahwa tidak ada persiapan khusus karena hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan akan menggunakan frekuensi yang mana.
Akan tetapi Nobel mengungkapkan bahwa tower-tower yang dimiliki perseroan saat ini seharusnya bisa digunakan untuk fasilitas 5G, sehingga tidak memerlukan persiapan secara spesifik.