Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Kinerja Emiten Grup Djarum BBCA, TOWR, BELI Cs Semester I/2025

Emiten-emiten Grup Djarum mulai dari BBCA, TOWR, hingga BELI mencatatkan pertumbuhan kinerja yang beragam sepanjang semester I/2025
Annisa Kurniasari Saumi, Fahmi Ahmad Burhan
Jumat, 1 Agustus 2025 | 06:00
Pekerja beraktivitas di dekat logo milik PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo milik PT Bank Central Asia Tbk di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat laba bersih Rp29 triliun, tumbuh 8% YoY, dengan pertumbuhan kredit 12,9% dan rasio loan at risk membaik menjadi 5,7%.
  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) membukukan laba bersih Rp1,65 triliun, naik 2,93% YoY, meskipun posisi kas menyusut signifikan menjadi Rp782,2 miliar.
  • PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) mengalami rugi bersih Rp1,25 triliun meski pendapatan tumbuh 22,2% YoY, akibat tingginya diskon dan promosi serta beban pokok pendapatan yang meningkat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten Grup Djarum mulai dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), hingga PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) telah merilis laporan keuangan untuk semester I/2025.

Kinerja perusahaan-perusahaan milik dua bersaudara Michael dan Bambang Hartono ini tercatat beragam sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Sebagai informasi, sejumlah emiten Grup Djarum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia saat ini antara lain Bank BCA, Sarana Menara Nusantara, Blibli, PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC), serta PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR).

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, BCA dan entitas anak membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp29 triliun, tumbuh 8% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan Rp26,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Kredit tumbuh 12,9% YoY menjadi Rp959 triliun per Juni 2025 didukung pertumbuhan penyaluran di berbagai segmen dan terjaganya kondisi likuiditas perseroan," ujar Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam konferensi pers, Rabu (30/7/2025).

Secara rinci, kredit korporasi tumbuh 16,1% YoY menjadi Rp451,8 triliun, kredit komersial naik 12,6% menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1% menjadi Rp127 triliun. Kredit konsumer juga menguat 7,6% YoY, didorong oleh pertumbuhan KPR sebesar 8,4% dan KKB 5,2%.

Rasio loan at risk (LAR) BCA terjaga di 5,7%, membaik dari 6,4% pada tahun lalu. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 2,2%, dengan pencadangan NPL dan LAR masing-masing 167,2% dan 68,7%.

Dari sisi dana, BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,7% YoY menjadi Rp1.190 triliun. Dana murah (CASA) berkontribusi signifikan, mencapai 82,5% dari total simpanan dengan nilai Rp982 triliun, tumbuh 7,3% YoY.

Pendapatan bunga bersih (NII) naik 7% menjadi Rp42,5 triliun, sedangkan pendapatan nonbunga tumbuh 10,6% menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional mencapai Rp56,2 triliun, naik 7,8% YoY dengan rasio cost to income (CIR) menurun menjadi 29,1%.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR)

Sementara itu, emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), mencatat laba bersih Rp1,65 triliun hingga akhir Juni 2025, naik tipis 2,93% dibandingkan Rp1,6 triliun pada semester I/2024.

Pendapatan TOWR juga tumbuh 3,91% menjadi Rp6,3 triliun, didorong kontribusi dari sejumlah klien besar seperti EXCL, ISAT, dan Telkomsel. Namun, beban pokok pendapatan meningkat 9% menjadi Rp2,02 triliun, menyebabkan laba bruto hanya tumbuh 1,7% menjadi Rp4,36 triliun.

Meski demikian, posisi kas dan setara kas TOWR tercatat menyusut signifikan menjadi Rp782,2 miliar, dari sebelumnya Rp2,39 triliun per 31 Desember 2024.

PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI)

Emiten teknologi Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli, juga mencatat pertumbuhan pendapatan pada semester I/2025. Total pendapatan mencapai Rp9,5 triliun, tumbuh 22,2% dari Rp7,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan tersebut didorong oleh lini ritel online, toko fisik, dan institusi. Namun, tingginya diskon dan promosi yang mencapai Rp1,7 triliun serta beban pokok pendapatan yang naik 24,06% menjadi Rp7,82 triliun membuat perseroan masih membukukan rugi bersih Rp1,25 triliun, melebar dari Rp1,19 triliun pada tahun sebelumnya.

PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC)

Di sisi lain, emiten ritel PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) mengalami pembalikan arah dari laba menjadi rugi. Pada semester I/2025, RANC mencatat rugi bersih Rp35,89 miliar, berbanding terbalik dari laba bersih Rp60,06 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja negatif ini terjadi meski pendapatan bersih naik tipis 1,39% menjadi Rp1,45 triliun. Margin laba tetap tertekan akibat beban penjualan yang membengkak menjadi Rp264,74 miliar dan turunnya pendapatan operasi lainnya.

PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR)

Sementara itu, emiten menara lainnya, PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR), mencetak pertumbuhan laba bersih signifikan sebesar 32,86% menjadi Rp630,43 miliar dari Rp474,51 miliar pada semester I/2024.

Namun demikian, pendapatan SUPR justru sedikit menurun 0,74% menjadi Rp911,54 miliar dibandingkan Rp918,29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL)

Sepanjang semester I/2025, emiten pengelola rumah sakit Hermina itu melaporkan penurunan laba bersih sebesar 34,48% secara tahunan (year-to-year/YoY). Berdasarkan Laporan Keuangan HEAL, laba bersih per akhir Juni 2025 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp224,84 miliar, turun dibandingkan dengan laba bersih semester I/2024 sebesar Rp343,15 miliar.

kendati laba bersih HEAL mengalami penurunan, pendapatan bersih perseroan justu tercatat mengalami kenaikan tipis 1,32% (YoY) dari Rp3,34 triliun pada semester I/2024 menjadi Rp3,38 triliun pada enam bulan pertama 2025.

Lebih terperinci, pendapatan bersih HEAL pada semester I/2025 ditopang oleh pendapatan rawat inap sebesar Rp2,01 triliun, turun 1,17% (YoY) dan pendapatan rawat jalan sebesar Rp1,25 triliun, naik 2,83% (YoY).

Adapun, beban pokok pendapatan HEAL juga naik 9,90% pada semester I/2025 menjadi Rp2,26 triliun dari Rp2,05 triliun pada akhir Juni 2024.

Di sisi lain, total aset HEAL tercatat sebesar Rp11,92 triliun pada Juni 2025 naik 12,71% (YoY) dari Rp10,57 triliun pada akhir 2024. Begitu juga dengan jumlah liabilitas HEAL pada akhir Juni 2025 yang naik menjadi Rp4,90 triliun dari posisi akhir 2023 sebesar Rp4,71 triliun. Kemudian, total ekuitas HEAL juga meningkat 19,56% menjadi Rp7,01 triliun pada semester I/2025 dari Rp5,86 triliun pada akhir 2024.

Sebagai informasi, pada Juni 2025, Grup Djarum lewat PT Dwimuria Investama Andalan mengakuisisi saham HEAL. Transaksi itu merupakan bagian dari pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback).

Jumlah saham yang dialihkan adalah sebesar 559.185.300 lembar saham. Harga pelaksanaan pengalihan saham adalah pada Rp1.875 per lembar. Grup Djarum pun merogoh kocek hingga Rp1 triliun untuk menyerok saham HEAL.

Di HEAL, konglomerasi lainnya telah terlebih dahulu masuk, yakni Grup Astra. Pada 2022, PT Astra International Tbk. (ASII) masuk pertama kali ke Hermina dengan membeli saham private placement HEAL.

Berikut kinerja keuangan emiten Grup Djarum per Semester I/2025:

No. Kode Nama Emiten Laba Bersih Semester I/2025 Pertumbuhan Laba YoY Pendapatan Semester I/2025 Pertumbuhan Pendapatan YoY
1 BBCA PT Bank Central Asia Tbk. Rp29 triliun 8,0% Rp56,2 triliun (operasional) 7,8%
2 TOWR PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Rp1,65 triliun 2,93% Rp6,3 triliun 3,91%
3 BELI PT Global Digital Niaga Tbk. (Rugi) Rp1,25 triliun -4,47% Rp9,5 triliun 22,2%
4 RANC PT Supra Boga Lestari Tbk. (Rugi) Rp35,89 miliar dari laba Rp60,06 miliar Rp1,45 triliun 1,39%
5 SUPR PT Solusi Tunas Pratama Tbk. Rp630,43 miliar 32,86% Rp911,54 miliar -0,74%
6 HEAL PT Medikaloka Hermina Tbk. Rp224,84 miliar -34,48% Rp3,38 triliun 1,32%
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro