Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Investment & Sekuritas Indonesia Targetkan IHSG 6.400 pada Akhir 2021

Target tersebut mencerminkan rasio PE (Price Earning) 19,5 kali tahun 2021 dan mengingat kenaikan EPS (Earning per Share) sebesar 24,1 persen.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Investment and Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terus melaju hingga 6.400 pada akhir tahun nanti.

Analis KIS Indonesia Edward Tanuwijaya mengatakan target IHSG yang dipasang pada level 6.400 itu mencerminkan rasio PE (Price Earning) 19,5 kali tahun 2021 dan mengingat kenaikan EPS (Earning per Share) sebesar 24,1 persen.

“Kenaikan valuasi berpotensi datang dari penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) GoTo yang sangat dinantikan,” tulis Edward dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Rabu (2/6/2021).

Menjelang IPO yang banyak diantisipasikan oleh pelaku pasar itu, Edward menyarankan investor untuk lebih selektif mengakumulasikan beberapa saham dalam jangka pendek.

Dia memilih saham dari sektor komoditas seperti TAPG, AALI, LSIP, ADRO, ITMG, dan UNTR untuk dapat dicermati.

Selain itu, investor dapat pula mempertimbangkan saham dengan pendapatan yang relatif stabil didorong oleh pendapatan data internet (TBIG), TOWR, TLKM), sektor yang pemulihan pendapatannya cepat (JPFA, PRDA, BSDE), sektor dividen tinggi (POWR), dan valuasi menarik dari sektor finansial (BMRI).

Selain faktor IPO GoTo, Edward menyebut pergerakan inflasi tidak akan lepas dari perhatian pelaku pasar. Adapun, inflasi di Amerika Serikat diperkirakan mencapai kisaran 3 persen walaupun Bank Sentral AS (Federal Reserve) memperkirakan inflasi seharusnya tidak akan melebihi 2 persen untuk sementara ini.

Sementara di Indonesia, inflasi diperkirakan sebesar 2 persen - 4 persen bakal tetap di bawah kendali Bank Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pad MEi 2021 mencapai 1,68 persen, salah satu faktor pendongkraknya berasal dari konsumsi masyarakat saat lebaran.

Selain itu, pengaturan free float yang akan membuat saham-saham di Bursa Efek Indonesia diseimbangkan (rebalancing) juga akan menjadi penggerak IHSG pada sisa tahun ini.

Adapun, BEI akan mengimplementasikan pembobotan saham berdasarkan penyesuaian free float  secara bertahap mulai Mei 2021.

“Metode ini akan menguntungkan saham dengan porsi free float lebih, saham seperti BBCA, BBRI, dan TLKM akan diuntungkan sementara saham seperti UNVR, HMSP, dan TPIA akan merugi,” tulis Edward.

Di sisi lain, antisipasi IPO GoTo diperkirakan Edward tidak akan menyebabkan rebalancing besar-besaran dalam pembobotan indeks di BEI tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 1,05 persen menjadi 6.009,90 pada pukul 12.00 WIB. Sebanyak 339 saham menguat, 150 saham melemah, dan 150 saham diperdagangkan stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat senilai Rp7.138,06 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper