Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (2/6/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG terpantau parkir di level 6.009,90, di akhir sesi I terapresiasi 1,05 persen atau 62,44 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.991,51-6.029,21.
Tercatat, sebanyak 339 saham menguat, 150 saham melemah dan 150 saham stagnan. Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp9,18 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing senilai Rp497,76 miliar.
Investor asing terpantau paling banyak membeli saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net buy Rp208,6 miliar. Saham emiten bank tersebut menguat 1,25 persen atau 400 poin ke level Rp32.275.
Berikutnya investor asing memborong saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan net buy senilai Rp70,4 miliar. Saham PGAS pun menguat 6,73 persen atau 75 poin ke level Rp1.190.
Selain itu, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencatatkan aksi beli bersih asing sebesar Rp59,5 miliar, sehingga ITMG menguat 7,74 persen atau 1.000 poin ke level Rp13.925.
Baca Juga
Di sisi lain, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menjadi yang paling banyak dijual asing dengan nett sell Rp43,9 miliar. Namun, saham TBIG naik 5,02 persen menuju Rp2.720.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga dilego asing dengan net sell Rp40,8 miliar. Saham BBRI naik 0,47 persen ke level Rp4.280.
Di jajaran top gainers pada penutupan sesi I diantaranya terdapat saham DUCK, BBKP, BPTR, dan ITMG dengan kenaikan saham masing-masing 20,99 persen, 10,29 persen, 8,16 persen, dan 7,74 persen.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali menguat pada perdagangan Rabu(2/6/2021).
"Pergerakan didorong oleh optimisme dari pembagian dividen oleh beberapa emiten di pekan ini," ujar Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam laporannya.
Dennies memprediksi IHSG akan menguat. Secara teknikal terlihat ada potensi uptrend jangka pendek yang didukung indicator MACD yang mengindikasikan trend akumulasi.
Sementaran itu, indikator stochastic menunjukkan pergerakan melebar setelah membentuk golden cross. Investor akan mencermati rilis data inflasi dan data manufaktur.