Bisnis.com, JAKARTA – Avrist Asset Management menyiapkan sejumlah strategi antisipatif guna mengantisipasi potensi volatilitas yang masih mungkin terjadi pada reksa dana saham.
Direktur Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan, kinerja reksa dana pendapatan tetap selama sepekan belakangan cenderung positif. Hal ini didorong oleh pergerakan imbal hasil (yield) yang stabil.
“Kinerja kupon positif, sementara harganya juga cenderung stabil,” katanya saat dihubungi pada Selasa (4/5/2021).
Ia melanjutkan, selama sebulan terakhir, performa reksa dana pendapatan tetap lebih menggembirakan dibandingkan instrumen reksa dana lainnya. Farash memaparkan, kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan durasi menengah mencatat pertumbuhan positif sekitar 2 persen selama bulan April 2021.
Farash melanjutkan investasi pada reksa dana pendapatan tetap masih sangat menarik. Salah satu sentimen positif untuk investor adalah tingkat inflasi saat ini yang masih sangat rendah pada kisaran 2 persen.
“Sehingga dengan berinvestasi di reksa dana ini, nilai investasi rill investor akan meningkat,” paparnya.
Baca Juga
Menurutnya, kinerja positif reksa dana pendapatan tetap akan berlanjut sepanjang tahun ini. Namun, Farash menuturkan, prospek positif tersebut akan lebih banyak didukung oleh kupon dengan capital gain yang sangat terbatas.
Farash juga tidak memungkiri masih ada volatilitas yang cukup tinggi pada instrumen ini. Terkait hal tersebut, pihak Avrist Asset Management mengantisipasinya dengan cenderung lebih memperhatikan valuasi dan risiko kredit.
“Bila valuasi relatif netral seperti saat ini maka durasi kami juga cenderung netral dan risiko kredit yang kami pilih rendah,” pungkasnya.
Berdasarkan data Infovesta Utama, pada penutupan periode 22—30 April 2021 tiga jenis reksa dana membukukan imbal hasil yang negatif. Reksa dana campuran memimpin dengan imbal hasil -0,14 persen secara mingguan.
Kemudian, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap juga tercatat turun -0,10 persen. Di sisi lain, penguatan tipis terjadi pada pasar Obligasi Pemerintah sebesar 0,05 persen dan Obligasi Korporasi 0,07 persen.
Sementara itu, reksa dana saham juga mencatatkan penurunan mingguan sebesar -0,09 persen. Pelemahan Reksa Dana Saham didorong oleh penurunan pasar saham dengan IHSG mencatatkan return negatif -0,35 persen.
Satu-satunya reksa dana yang mencatatkan kenaikan positif selama sepekan belakangan adalah reksa dana pasar uang dengan imbal hasil 0,06 persen.