Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada awal perdagangan hari Rabu (10/2/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai rupiah dibuka terkoreksi tipis 2,5 poin atau 0,02 persen menjadi Rp13.997,5 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,04 persen menuju 90,472.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah diprediksi berbalik koreksi terbatas pada hari ini. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, salah satu faktor pemberat pergerakan rupiah adalah penurunan indeks penjualan riil pada Januari 2021.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Januari 2021 akan tetap terjaga dengan kinerja pertumbuhan secara tahunan diperkirakan membaik. Namun, secara secara bulanan angka tersebut akan menurun.
Secara bulanan, dia mengatakan IPR Januari 2021 diperkirakan menurun sebesar -1,8 persen (mtm) sejalan dengan faktor musiman permintaan masyarakat yang menurun pasca HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional), di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali, serta faktor musim/cuaca dan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah.
Selain itu, perubahan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi PPKM Mikro juga akan memicu pelemahan rupiah. Pasalnya, perubahan tersebut akan menimbulkan ketidakpastian bagi para investor.
“Rencana penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) juga bisa berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah,” katanya saat dihubungi pada Selasa (9/2/2021).
Yusuf memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (10/2/2021) akan berada di kisaran Rp14.000 - Rp14.050 per dolar AS.