Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Widodo Makmur Downsize IPO, Begini Penjelasan Manajemen

Dari semula 35 persen, PT Widodo Makmur Unggas (WMU) hanya akan melepas 15 persen saham ke publik dalam rencana IPO. Manajemen menyebut, downsize dilakukan agar kinerja saham di pasar saham tetap menarik.
Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Ali Mas'adi(ketiga dari kiri) dan Komisaris Utama WMU Tumiyana (ketiga dari kanan) bersama jajaran manajemen berpose usai due dilligence meeting IPO perseroan./WMU
Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Ali Mas'adi(ketiga dari kiri) dan Komisaris Utama WMU Tumiyana (ketiga dari kanan) bersama jajaran manajemen berpose usai due dilligence meeting IPO perseroan./WMU

Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten di sektor perunggasan PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMU) mengungkapkan alasan mengurangi jumlah saham yang dilepas ke publik (downsize) melalui initial public offering (IPO). Salah satunya, guna menjaga sahamnya tetap menarik di pasar sekunder

Direktur Utama WMU Ali Mas'adi mengatakan dalam IPO ini perseroan mengalokasi penjatahan saham untuk fixed allotment sebanyak 99 persen dan pooling allotment 1 persen. Sebanyak 69,5 persen investor berasal dari kalangan institusi dan 30,5 persen dari kalangan investor ritel.

Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain retail, saat ini diperlukan alokasi retail yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder. WMU sudah menetapkan harga pelaksanaan di Rp180 per lembar saham. Sebelumnya dalam masa penawaran awal, WMU menawarkan harga IPO antara Rp142 sampai Rp200 per lembar saham di pasar primer (primary market).

WMU yang digawangi mantan bos PT PP (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tumiyana ini juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder (secondary market) menjadi lebih baik. 

Caranya  dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari rencana 35 persen menjadi 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

"Kami ingin menjaga performa saham di pasar sekunder tetap berjalan baik dan stabilitas demand terjaga. Sebagai korporasi yang terus tumbuh, perseroan pun akan terus melebarkan sayap bisnisnya di sektor poultry," paparnya.

Sebagaimana diketahui, masa penawaran awal atau bookbuilding telah dilakukan pada 7-13 Januari 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah diperoleh pada tanggal 22 Januari 2021. 

Selanjutnya, penawaran umum dilakukan  25 - 27 Januari 2021. Untuk penjatahan saham pada 29 Januari 2021 dan distribusi saham 1 Februari 2021. Pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) rencananya pada 2 Februari 2021.

Pada 2021, WMU mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6 juta broiler melalui dua tahap. 

Pada tahap pertama sebanyak 4 juta broiler pada 2021 dan 2 juta broiler pada 2022. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal dan sumber lainnya.

Aksi korporasi WMU, menurut Ali, tidak berhenti pada IPO saja, perseroan berencana menerbitkan obligasi di akhir tahun ini untuk mendukung ekspansi WMU. 

"Kami ingin laba terjaga dan model bisnis berbasis rumah potong ayam (RPA) akan tetap sesuai perencanaan," imbuh Ali.

Corporate Finance CIMB Sekuritas, Giovan Sitepu, memaparkan sejauh ini minat investor terhadap saham WMU cukup baik dan respons pasar terbilang cukup dinamis di tengah kondisi pandemi Covid-19. 

Apalagi WMU berada pada sektor bisnis perunggasan yang hingga saat ini masih terus mencatatkan penguatan permintaan akan daging ayam beserta turunannya. 

"Responnya masih cukup positif karena peminatnya cukup besar. Kembali lagi kami bandingkan ke kondisi sekarang yang memang masih cukup menantang tapi IPO ini cukup bagus," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper