Bisnis.cpm, JAKARTA - Harga minyak kembali tertekan seiring dengan bertambahnya jumlah rig AS yang mengindikasikan adanya penambahan produksi, dan pelemahan permintaan bahan bakar yang masih dibayangi pandemi Covid-19.
Pada perdagangan Senin (18/1/2021) pukul 12.48 WIB, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret turun US$0,46 atau 0,83 persen menjadi US$54,64 barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari merosot US$0,35 atau 0,67 persen, menjadi US$52,01 per barel.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat (15/1/2021), harga minyak Brent anjlok US$1,32 atau 2,3 persen menjadi US$55,10 barel. Minyak WTI merosot US$1,21 atau 2,3 persen, menjadi US$52,36 per barel.
Laporan Monex Investindo Futures menyebutkan harga minyak bergerak lebih rendah pada hari Senin (18/1) karena tertekan berbagai sentimen negatif seperti meningkatnya aktivitas rig AS. Selain itu, ada peningkatan jumlah kasus baru covid-19 yang berpotensi memicu kekhawatiran permintaan bahan bakar.
"Potensi pergerkan harga minyak berpotensi dijual menguji level support 51.25 dan selanjutnya 51.00 selama bergerak di bawah level resisten 52.70," papar Monex dalam publikasi risetnya, Senin (18/1/2021).
Dalam skenario alternatif bila mampu bergerak di atas level resisten 51.70, harga minyak berpeluang naik menguji level resisten selanjutnya 52.95.
Baca Juga
Resisten : 52.40 - 52.70 - 52.95
Support : 51.50 - 51.25 - 51.00