Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang IPO Grup Telkom, Mitratel Siap Tambah Menara dari Telkomsel

Initial public offering (IPO) Mitratel dapat dilakukan antara kuartal IV/2021 hingga paruh pertama 2022.
(Ki-ka) Direktur Utama Telkom Group Ririek Adriansyah, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Komisaris Utama Telkom Group Rhenald Kasali di acara penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Telkomsel dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi di Jakarta, Selasa (20/10)/Istimewa
(Ki-ka) Direktur Utama Telkom Group Ririek Adriansyah, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Komisaris Utama Telkom Group Rhenald Kasali di acara penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Telkomsel dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi di Jakarta, Selasa (20/10)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) direncanakan akan terus menambah aset menara menjelang aksi penawaran umum saham perdana atau IPO.

Seperti diketahui, pertengahan Oktober 2020 lalu, Telkomsel melepas kepemilikannya atas 6.050 menara telekomunikasi kepada Mitratel dengan nilai Rp10,3 triliun. Pengalihan kepemilikan dilakukan secara bertahap hingga ditargetkan selesai pada akhir triwulan I/2021.

VP Investor Relation Telkom Andi Setiawan mengatakan dalam lini masa yang direncanakan perseroan, initial public offering (IPO) Mitratel dapat dilakukan antara kuartal IV/2021 hingga paruh pertama 2022 dengan tetap memerhatikan kondisi pasar modal.

"Jadi saat ini masih dalam tahap persiapan, untuk mengawal agar proses IPO dapat dilakukan sesuai rencana,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/1/2021)

Sementara itu, dalam rentang waktu persiapan tersebut Andi mengatakan pengalihan kepemilikan menara dari entitas anak Telkom lainnya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) ke Mitratel akan kembali dilaksanakan.

“Terkait menara, kemungkinan masih ada yang dapat dikonsolidasikan ke Mitratel. Namun kami belum mengetahui jumlahnya berapa banyak,” tambah Andi.

Seperti diketahui, pertengahan Oktober 2020 lalu, Telkomsel melepas kepemilikannya atas 6.050 menara telekomunikasi kepada Mitratel dengan nilai Rp10,3 triliun. Pengalihan kepemilikan dilakukan secara bertahap hingga ditargetkan selesai pada akhir triwulan I/2021.

Adapun kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) oleh Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan aksi korporasi tersebut merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.

Dia meyakini dengan pengalihan kepemilikan 6.050 menara tersebut dapat memperkuat bisnis Mitratel secara fundamental. Adapun, dengan penambahan menara dari Telkomsel, jumlah menara Mitratel saat ini menjadi 22.050 menara.

”Ini menjadi potensi yang baik dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel yang akan berdampak positif pada penguatan industri telekomunikasi nasional, khususnya sektor menara telekomunikasi,” ujar Theodorus, Selasa (20/10/2020) silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper