Bisnis.com, JAKARTA – Politisi dan pelaku pasar modal Sandiaga Uno mengaku akan terus berinvestasi ke sektor energi, infrastruktur, dan perbankan ke depannya.
“Banyak yang bilang tidak perlu taruh banyak modal ke infrastruktur karena imbal hasilnya akan terlihat sangat lama,” ungkapnya dalam sesi webinar bertajuk Sandilogi pada Jumat (30/10/2020).
Sandiaga juga mengatakan bahwa dia menyukai saham perusahaan perbankan yang sudah bertransformasi lebih awal dengan pemanfaatan teknologi digital. Langkah industri perbankan itu pada akhirnya akan membuat ekonomi akan lebih efisien.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menaruh perhatian pada korporasi yang berpusat pada kegiatan ekonomi syariah.
Perkembangan ekonomi syariah, lanjutnya, sangat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat Indonesia dengan dominasi muslim yang memilih untuk mengonsumsi produk halal.
Di sisi lain, dia juga mengakui pihaknya terlambat untuk berinvestasi ke sektor teknologi, makanan dan agrikultur.
Baca Juga
Sosok yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) tersebut juga berasumsi bahwa pasar saham Indonesia membutuhkan lebih banyak perusahaan besar untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sandiaga menilai pasar modal Indonesia membutuhkan perusahaan milik negara seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan beberapa perusahan teknologi bervaluasi besar seperti Tokopedia dan Gojek untuk menjadi perusahaan terbuka.
“Karena kondisi pasar (saham) kita saat ini tidak merefleksikan ekonomi,” sambungnya.
Dengan mendorong banyak perusahaan terbuka untuk melantai, ia percaya portofolio investasi saham pelaku pasar akan semakin beragam.