Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan surat utang korporasi yang relatif lebih sepi pada tahun ini dinilai tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwasanya saat ini reksa dana pendapatan tetap masih banyak menjadikan Surat Utang Negara (SUN) sebagai aset dasar atau underlying asset.
“Untuk yang korporasi umumnya dari yang sudah terbit sebelumnya, jadi hingga saat ini rendahnya penerbitan korporasi baru tidak terlalu berpengaruh,” kata Wawan kepada Bisnis, Rabu (30/9/2020).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang 2020 per 25 September 2020 senilai Rp65,43 triliun yang berasal dari 53 perusahaan penerbit (emiten).
Nilai tersebut lebih rendah 25,45 persen dibandingkan total emisi obligasi dan sukuk pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp87,77 triliun dari 42 emiten.
BEI mencatat hingga akhir pekan lalu total emisi obligasi dan sukuk berjumlah 462 emisi dengan nominal outstanding Rp441,34 triliun dan US$47,5 juta yang diterbitkan oleh 127 emiten.
Baca Juga
Lebih lanjut, Wawan menyebut pengaruh penerbitan surat utang korporasi yang tidak terlalu banyak tahun ini lebih besar terhadap reksa dana terproteksi.
“Reksa dana terproteksi umumnya menggunakan obligasi korporasi untuk menarik minat investor dengan kupon yang menarik,” ujar Wawan.