Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Asia dibuka variatif pada awal perdagangan pekan ini. Adapun, investor masih memburu emas di tengah meningkatnya ketegangan hubungan AS-China dan kasus Covid-19 yang tak kunjung usai.
Berdasarkan data Bloomberg, pagi ini indeks Topix Jepang melemah 1 persen mengikuti pelemahan indeks saham global setelah pasar dibuka kembali pasca libur pekan lalu.
Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,8 persen. Sementara indeks berjangka S&P 500 menguat 0,2 persen pada pukul 9.19 di Jepang.
Sementara itu, emas menguat 0,8 persen ke level US$1.917 per ons troi.
Tim Strategist di Morgan Stanley menuliskan dalam riset hariannya bahwa fokus investor pada pekan ini akan mengarah ke Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari Bank Sentral AS (Federal Reserve).
Investor akan mencari petunjuk mengenai arah kebijakan moneter The Fed, khususnya mengenai akomodasi yang masih dapat diberikan oleh bank sentral untuk ke depannya.
Baca Juga
"Rapat FOMC Juli ini akan membicarakan situasi Agustus sampai pertengahan September. Pasar akan price in untuk kebijakan dovish dari The Fed dengan suku bunga rendah," tulis Morgan Stanley seperti dikutip Bloomberg, Senin (27/7/2020).
Apabila The Fed melanjutkan kebijakan dovish-nya, diperkirakan hal itu akan mendongkrak tingkat inflasi, memperkuat daya tarik aset berisiko, dan mendorong apresiasi dolar AS.
Berikut yang dinantikan pelaku pasar global pekan ini:
- Laporan keuangan emiten kuartal II/2020 dari Apple, Amazon.com, Alphabet, Chevron, Rio Tinto, L'Oreal, Caterpillar, Samsung, Barclays, dan Credit Suisse
- FOMC Federal Reserve pada Selasa - Rabu (28-29 Juli 2020)
- Rilis data PDB AS kuartal II/2020 pada Kamis (30 Juli 2020)
- Rilis data PMI China pada Jumat (31/7/2020).