Bisnis.com, JAKARTA – PT Lancartama Sejati Tbk., emiten yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2020, menorehkan penurunan laba 56,87 persen pada 2019 yang dipicu oleh penurunan pendapatan.
Emiten berkode saham TAMA itu melaporkan pendapatan sebesar Rp41,43 miliar, turun 27,59 persen terhadap perolehan pada 2018. Pada tahun sebelumnya itu, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp57,21 miliar.
Sejalan dengan itu, beban pokok juga mengalami penurunan sebesar 38,62 persen secara tahunan menjadi Rp23,72 miliar. Alhasil, laba kotor yang dihasilkan perseroan sepanjang 2019 adalah Rp17,70 miliar, turun 4,64 persen.
Meski begitu perolehan laba bersih perseroan harus turun lebih dalam, yakni 54,87 persen menjadi Rp1,58 miliar. Penurunan itu disebabkan oleh kenaikan beberapa pos beban secara signifikan.
Salah satunya adalah beban umum dan administrasi yang naik 22,75 persen menjadi Rp5,48 miliar. Selain itu, perseroan terbebani tambahan beban keuangan yang naik 12,27 persen menjadi Rp1,58 miliar.
Peningkatan beban keuangan terjadi seiring masifnya kegiatan pendanaan perseroan pada tahun lalu. Arus kas dari aktivitas pendanaan tercatat sebesar Rp31,4 milar. Hal ini digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi sebesar Rp42,9 miliar yang mayoritas adalah investasi penambahan aset tetap.
Baca Juga
Kendati demikian, dari sisi arus kas operasi, perseroan mengalami pertumbuhan signifikan dari Rp162,82 juta menjadi Rp9,63 miliar. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan kas dari hasil operasi yang meningkat menjadi Rp20,57 miliar.
Secara total posisi kas dan setara kas perseroan pada akhir 2019 mencapai Rp1,69 miliar. Nilai kas ini merupakan bagian dari total aset yang bernilai Rp137,02 miliar, naik 30,59 persen.
Aset ini juga terdiri dari ekuitas sebesar Rp22,47 miliar dan liabilitas sebesar Rp114,54 miliar. Ekuitas dan aset masing-masing meningkat 100,45 persen dan 22,23 persen terhadap torehan pada buku laporan 2018.