Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya untuk hari ketiga di tengah aksi jual yang menekan pasar saham global akibat kekhawatiran mengenai prospek ekonomi.
Seiring dengan rontoknya saham, nilai tukar rupiah pun tergelincir melemah bersama mayoritas mata uang di Asia terhadap dolar AS. Sebaliknya, indeks dolar AS dan harga emas menanjak.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (14/5/2020):
Pasar Saham Global 'Terbakar', IHSG Ditutup Melemah Hampir 1 Persen
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,89 persen atau 40,52 poin ke level 4.513,83. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak dalam kisaran 4.494,15–4.564,15.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 3,7 persen dan 4,9 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific melorot lebih dari 1 persen, dengan bursa saham Jepang dan Australia berada di antara yang mengalami penurunan tertajam.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, peringatan Gubernur Federal Reserve Amerika Serikat (AS) Jerome Powell tentang prospek ekonomi mendorong bursa saham global merosot.
Nilai tukar rupiah tergelincir dari penguatannya dan berakhir terdepresiasi 20 poin atau 0,13 persen ke level Rp14.885 per dolar AS.
Pada perdagangan Rabu (13/5/2020), rupiah mampu ditutup di level Rp14.865 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 40 poin atau 0,27 persen.
Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia juga tertekan antara lain, peso Filipina (-0,38 persen), won Korea Selatan (-0,34 persen), dan ringgit Malaysia (-0,26 persen).
Pasar Saham Bergejolak, Emiten Gurem Dinilai Masih Layak Jadi Pilihan
RHB Investment Bank Berhad (RHBIB) mencatat indeks saham-saham berkapitalisasi pasar kecil dan menengah tumbuh sebanding atau lebih dari indeks saham berkapitalisasi besar (big caps).
Head of Regional Equity Research RHB Investment Bank Berhad Alexander Chia menambahkan terdapat selisih antara margin emiten besar dan kecil di berbagai pasar Asia.
Benchmark indeks untuk bursa saham Korea Selatan,memiliki price earning 13,5 kali sedangkan MSCI Small Cap Index 13,2 persen. Adapun untuk Singapura 13,1 kali berbanding 17,9 kali. Lalu Hongkong 11,3 kali berbanding dengan 14,7 kali. Bursa Jepang memiliki perbandingan 17,2 kali dengan 15,6 kali, bursa Malaysia 16,1 kali dengan 14,6 kali dan Indonesia 12,5 kali dengan 8,3 kali.
Permintaan Surut, Harga Minyak Masih Dibayangi Surplus Pasokan
Awan gelap diprediksi masih menyelimuti pasar minyak mentah global pada kuartal II/2020. Harga minyak rawan tergelincir karena pandemi virus corona (Covid-19) terus menyurutkan permintaan di tengah kebijakan produsen memangkas produksi.
Dalam laporan terbarunya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau Organization Petroleum Exportirs Countries (OPEC) memangkas perkiraan permintaan minyak untuk kuartal kedua tahun ini menjadi 81,3 juta barel per hari.
Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan bulan lalu sebanyak 86,7 juta barel per hari. Tak ayal, proyeksi permintaan minyak mentah setahun penuh hanya 90,59 juta barel per hari, lebih rendah 2,23 juta barel dari perkiraan OPEC pada bulan lalu.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau menguat 11,10 poin atau 0,65 persen ke level US$1.727,50 per troy ounce pukul 19.53 WIB.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp2.000 menjadi level Rp910.000 per gram.
Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas naik Rp3.000 ke posisi Rp815.000 per gram dari harga sebelumnya.